Uni Eropa Siap Sanksi Rusia atas Dugaan Navalny Diracun

CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2020 03:14 WIB
Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait dugaan keracunan yang menimpa Pemimpin Oposisi Kremlin Alexei Navalny.
Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait dugaan keracunan yang menimpa Pemimpin Oposisi Kremlin Alexei Navalny. (AFP/MLADEN ANTONOV).
Jakarta, CNN Indonesia --

Uni Eropa sepakat menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas dugaan keracunan yang menimpa Pemimpin Oposisi Kremlin Alexei Navalny. Hal itu diputuskan dalam rapat yang digelar di Luxembourg pada Senin (12/10).

Pekan lalu, Jerman dan Prancis mendesak Uni Eropa untuk memberikan sanksi terhadap Rusia yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa nahas yang dialami Navalny. Ia diduga keracunan Novichok, senjata kimia yang digunakan untuk meracuni eks mata-matanya di Inggris.

"Saya meyakini ini merupakan sesuatu yang penting dalam tindak kriminal serius -- sebuah pelanggaran hukum internasional dan konvensi senjata kimia -- bahwa Uni Eropa menunjukkan persatuan, dan itu telah dilakukan hari ini," ujar Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyambut keputusan Uni Eropa, dikutip dari AFP, Selasa (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kritikus Kremlin, Alexei Navalny pertama kali jatuh sakit pada Agustus lalu setelah ia diyakini meminum teh yang sudah dicampur racun. Penggunaan racun kerap digunakan di masa lalu oleh pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melawan kritik vokal.

Awalnya, Kremlin melarang Navalny meninggalkan Rusia. Namun, akhirnya Kremlin menyerah pada tekanan internasional dan mengizinkannya menerima perawatan di Berlin.

Kepala Diplomatik Uni Eropa Josep Borrell menyatakan pekerjaan teknis akan dimulai berdasarkan bukti yang diserahkan Prancis dan Jerman, termasuk menyiapkan daftar sanksi. Namun, ia tidak merinci berapa banyak orang yang menjadi target sanksi tersebut.

Lebih lanjut, para menteri luar negeri yang menghadiri rapat itu juga siap untuk menjatuhkan sanksi terhadap pimpinan Belarus Alexander Lukashenko. Sebelumnya, EU menilai Lukashenko bertanggung jawab atas kecurangan dalam pemilu dan tindakan sewenang-wenang dalam menanggapi aksi protes.

"Uni Eropa siap mengambil langkah pembatasan lebih jauh, termasuk melawan entitas dan pejabat tinggi, termasuk A. Lukashenko," jelas pernyataan bersama menlu itu.

Sebelumnya, Uni Eropa telah menerapkan larangan perjalanan dan pembekuan aset milik 40 orang kawanan Lukashenko.

(sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER