Kematian Pertama akibat Reinfeksi Covid Dilaporkan di Belanda

CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2020 12:42 WIB
Para peneliti melaporkan kematian pertama akibat reinfeksi virus corona. Pasien merupakan wanita berusia 89 tahun di Belanda.
Ilustrasi tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. (AP/Jean-Francois Badias)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para peneliti melaporkan kematian pertama akibat reinfeksi virus corona. Pasien merupakan wanita berusia 89 tahun di Belanda

Sebelum terinfeksi, ia dirawat di rumah sakit karena menderita makroglobulinemia Waldenström, jenis kanker sel darah putih langka yang tidak dapat diobati dan disembuhkan.

Para peneliti mengungkapkan bahwa wanita itu tiba di unit gawat darurat awal tahun ini saat menderita demam dan batuk parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia dinyatakan positif virus corona dan tetap dirawat di rumah sakit selama 5 hari, setelah itu seluruh gejalanya mereda, kecuali kelelahan yang terus-menerus.

Hampir 2 bulan kemudian, hanya dua hari setelah memulai tahapan baru kemoterapi, dia mengalami demam, batuk, dan dispnea.

Saat dirawat di rumah sakit, saturasi oksigennya 90 persen dengan kecepatan pernapasan 40 kali per menit. Dia kembali dites positif terkena Covid-19 sementara tes antibodi negatif pada hari ke 4 dan 6.

"Pada hari ke 8, kondisi pasien semakin memburuk. Dia meninggal dua minggu kemudian," kata para peneliti dikutip dari BNO News, Selasa (13/10).

Tim tersebut memiliki akses untuk menguji sampel dari kedua infeksi dan mengonfirmasi bahwa susunan genetik setiap virus berbeda hingga tingkat yang tidak dapat dijelaskan melalui evolusi in-vivo. Ini mendukung temuan bahwa wanita itu menderita infeksi ulang dengan virus corona.

Sampai saat ini, para peneliti telah mengkonfirmasi hanya 23 kasus infeksi ulang, tetapi dalam semua kasus sebelumnya, pasien sembuh.

Penelitian tentang infeksi ulang dibatasi karena jumlah pekerjaan yang terlibat. Orang dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, dapat terus di tes positif selama beberapa bulan tanpa sakit menular.

Akibatnya, para peneliti membutuhkan sampel dari kedua infeksi tersebut untuk memastikan apakah susunan genetik virus berbeda.

Reinfeksi corona telah ditemukan beberapa kali di dunia. Melansir beberapa sumber, hal tersebut pertama kali ditemukan pada seorang pria di Meksiko. 

Para ahli menyatakan hal tersebut merupakan hal yang lazim terjadi, jika penyintas tidak melakukan langkah-langkah pencegahan penularan kembali.

(ndn/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER