Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, membatalkan kunjungannya ke Turki yang direncanakan pada Rabu (14/10), karena negara itu dinilai terus-menerus memprovokasi ketegangan di laut Mediterania Timur.
Penyebabnya adalah Turki berencana mengirimkan kembali kapal survei energi Oruc Reis ke wilayah perairan yang menjadi sengketa dengan Yunani.
Dilansir Greek City Times, Selasa (13/10), Kementerian Luar Negeri Jerman membenarkan Maas tidak akan mengunjungi Turki pada Rabu besok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maas hari ini berkunjung ke Nicosia untuk bertemu dengan Presiden Siprus, Nikos Anastasiadis, dan Menteri Luar Negeri Nikos Christodoulidis. Kemudian, dia akan melawat ke Yunani untuk bertemu dengan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis dan Menlu Yunani, Nikos Dendias.
Mitsotakis dan Maas akan bertemu pada pukul 19.00 waktu setempat.
Langkah Maas membatalkan lawatan ke Turki dipandang sebagai bentuk kemarahan Jerman, karena Ankara terus memprovokasi ketegangan dengan memasuki landas kontinen Yunani yang melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang penutupan Varosha.
Varosha adalah kota yang terletak di utara Siprus yang pro Yunani.
Tindakan provokatif ini semakin mempersulit Jerman yang merupakan sekutu terdekat Turki untuk membantu meredakan ketegangan. Padahal, Jerman telah berupaya menjembatani dialog antara Turki dan Yunani untuk menghindari kemungkinan perang terbuka terkait persoalan sengketa itu.
Menurut stasiun televisi Turki, TRT, Maas direncanakan mengunjungi Ankara pada Rabu besok untuk membahas agenda sengketa di perairan Mediterania Timur.
Turki dan Yunani berselisih mengenai eksplorasi energi di Mediterania Timur pada Agustus lalu. Dua negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu saling unjuk kekuatan militer di perairan strategis antara Siprus dan pulau Kreta, Yunani.
Yunani mengklaim berhak atas eksplorasi di wilayah perairan di sekitar Kastellorizo. Namun, Turki menolaknya dan berkeras juga berhak untuk melakukan eksplorasi energi di perairan Mediterania Timur karena memiliki garis pantai yang lebih panjang.
Ankara pertama kali mengerahkan kapal penelitian seismik dan Oruc Reis ke perairan yang disengketakan pada 10 Agustus lalu. Mereka juga memperpanjang misi dan mengabaikan peringatan yang berulang kali diutarakan oleh Athena dan Uni Eropa untuk menghentikan aktivitas tersebut.
(ans/ayp)