Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyepakati sejumlah kerja sama dengan Amerika Serikat dalam kunjungan ke negara itu.
Dia mengikat kesepakatan dengan Menteri Pertahanan AS, Mark T. Esper.
Di antara bentuk kerja sama itu adalah pengiriman taruna TNI untuk belajar di AS dan repatriasi jasad korban Perang Dunia II dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo melakukan lawatan ke negeri Paman Sam terhitung sejak 15 sampai 19 Oktober.
Dalam keterangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C., Prabowo mencapai beberapa kesepakatan kerja sama antara dua negara. Salah satunya di bidang militer dan maritim.
Prabowo dan Esper telah sepakat melakukan kerja sama di bidang pendidikan militer untuk pelatihan para taruna atau kadet TNI yang akan dikirim ke berbagai lembaga pendidikan militer di AS.
Selain itu, kedua Menhan juga sepakat untuk bekerja sama dalam rangka melakukan repatriasi jenazah tentara AS yang dinyatakan hilang di Indonesia selama Perang Dunia II.
Kunjungan Prabowo ke Negeri Paman Sam merupakan bentuk pemenuhan undangan dari pemerintah AS. Prabowo dan delegasi secara khusus diundang ke Kementerian Pertahanan AS (Pentagon).
Di sana, Prabowo dijamu dalam acara santap siang. Kunjungan itu juga dihadiri oleh Dubes RI untuk AS, Muhammad Lutfi, dan Atase Pertahanan KBRI Washington D.C., Marsekal Pertama Age Wiraksono.
Lawatan resmi ini merupakan bagian dari diplomasi pertahanan yang dijalankan oleh Prabowo ke beberapa negara lain, termasuk AS, yang merupakan salah satu mitra strategis RI.
Pada 14 Oktober lalu, lembaga pemantau hak asasi manusia, Amnesty International, mendesak pemerintah AS untuk membatalkan undangan yang diberikan kepada Prabowo, karena dia dinilai bertanggung jawab atas sejumlah pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia.
Prabowo mengatakan penting bagi dia untuk memenuhi undangan AS.
"Katakanlah Amerika sekarang ini negara terkuat dan memang terkuat," kata Prabowo dalam video wawancara milik Partai Gerindra yang rekaman gambarnya diterima CNNIndonesia.com, pada 12 September lalu.
"Ya Amerika negara penting, saya diundang. Saya harus memenuhi undangan tersebut," tambahnya.
(tst/ayp)