Pemimpin Hizbullah Bahagia Trump Kalah di Pilpres AS

CNN Indonesia
Kamis, 12 Nov 2020 21:10 WIB
Sekjen Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan bahagia karena capres petahana AS, Donald Trump, kalah dalam pilpres.
Ilustrasi pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Dia mengatakan bahagia karena capres petahana AS, Donald Trump, kalah dalam pilpres. (AFP/-)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa dia bahagia karena calon presiden petahana Amerika Serikat (AS), Donald Trump, gagal meraih kemenangan untuk melanjutkan masa jabatannya.

Ia mengatakan meski perubahan dalam pemerintahan AS ke depannya tidak akan banyak memengaruhi Timur Tengah, dia senang melihat Presiden Donald Trump pergi.

"Saya senang dengan kekalahan Trump yang memalukan. Kami tidak peduli dengan penggantinya," ujarnya dalam sebuah pidato yang disiarkan stasiun televisi Hizbullah, Al-Manar, seperti dikutip Associated Press, Kamis (12/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasrallah menyatakan sangat gembira dengan keadaan itu mengingat angkatan bersenjata AS di bawah komando Trump yang membunuh mendiang Komandan Pasukan Quds Iran, Jenderal Qassem Soleimani, yang merupakan sekutu Hizbullah.

Dalam serangan pesawat nirawak itu, pemimpin laskar Syiah di Irak, Mahdi al Mohandis, turut meninggal.

"Kami pantas untuk bahagia terutama kejahatan yang dilakukan Trump dalam pembunuhannya terhadap pemimpin besar Qassim Al Soleimani dan pembunuhan pemimpin besar Mahdi al Mohandis dan kejahatannya terhadap Irak dan Iran," ucapnya.

Nasrallah tidak memberikan komentar secara spesifik soal Presiden terpilih AS, Joe Biden. Namun, dia meyakini semua pemimpin AS sama saja.

Ia menyinggung beberapa pemimpin Amerika Serikat sebelum Trump, mulai dari George W. Bush, Barack Obama sampai Bill Clinton.

Di bawah kepemimpinan mereka, kata Nasrallah, Amerika Serikat selalu mendukung Israel yang merupakan musuh mereka karena menjajah Palestina.

Ia kemudian memperingatkan Hizbullah dan lainnya untuk tetap waspada dalam beberapa bulan ke depan sebelum Joe Biden dilantik pada Januari.

"Kita semua dalam perlawanan harus waspada tinggi dalam dua bulan ke depan agar bisa berlalu dengan damai," ucapnya.

Hizbullah adalah organisasi politik dan militer yang sangat kuat di Libanon.

Mereka berdiri sebagai kekuatan politik dan militer kaum Syiah di Libanon. Mereka pernah terlibat peperangan dengan Israel.

Hingga saat ini, Hizbullah mendukung pemerintah Iran dan Suriah. Kelompok ini muncul dengan dukungan keuangan dari Iran pada awal 1980-an, saat perang saudara di Libanon berkecamuk.

(ndn/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER