Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan ibu negara sekaligus wakil presiden, Mehriban Aliyev pada Senin (16/11) mengunjungi daerah sengketa di distrik Fuzuli dan Jabrayil usai kesepakatan damai dan gencatan senjata dengan dengan Armenia.
Wilayah yang berada di dekat perbatasan dengan Iran dan Sungai Ars tersebut selama hampir tiga dekade terakhir diduduki oleh Armenia.
Kantor Kepresidenan Azerbaijan membagikan video pendek kedatangan Aliyev dengan mengendarai mobil ke daerah yang selama ini disengketakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden Ilham Aliyev dan ibu negara Mehriban Aliyeva berada di pusat Jabrayil setelah pembebasan. Semuanya hancur lebur," tulis kantor kepresidenan Azerbaijan.
"Besarnya vandalisme Armenia tidak dapat dibayangkan. Presiden Ilham Aliyev menekankan bahwa pekerjaan rekonstruksi habis-habisan akan dilakukan," tulisnya menambahkan.
Mengutip Anadolu, kunjungan Aliyev kali ini merupakan yang pertama kali sejak perang dengan Armenia pecah pada akhir 27 September lalu.
Ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia telah terjadi sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah terdekat lainnya, wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan.
Bentrokan kembali terjadi pada September lalu dan mendapat balasan dari tentara Armenia yang melepaskan serangan hingga menyasar warga sipil Azerbaijan. Serangkaian upaya gencatan senjata pun diserukan oleh negara-negara di dunia.
Puncaknya ketika kedua negara sepakat untuk menandatangani perjanjian damai yang dimediasi Rusia pada 10 November.
Perjanjian tersebut sekaligus mengakhiri pertempuran selama enam pekan terakhir. Turki, sekutu Azerbaijan menyambut gencatan tersebut dengan menyebutnya sebagai "kemenangan besar".
(anadolu/evn)