Kilas Balik Intervensi AS di Afghanistan hingga Tarik Pasukan

CNN Indonesia
Rabu, 18 Nov 2020 22:01 WIB
AS berencana memangkas kembali jumlah pasukan di Afghanistan sebagai bagian dari kesepakatan dengan Taliban. Namun, kekerasan justru semakin sering terjadi.
Ilustrasi tentara Amerika Serikat. (Brendan Smialowski / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat akan kembali mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan. Penarikan ini diumumkan Pentagon pada Selasa (17/11) setelah Presiden Donald Trump berjanji mengakhiri konflik di luar negeri.

Dilansir kantor berita AFP, keterlibatan AS di Afghanistan untuk menggempur rezim Taliban sudah terjadi sejak 2001. Berikut ini rangkuman kilas balik peperangan di Afghanistan antara Amerika Serikat dan Taliban. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2001

Presiden AS, George W. Bush meluncurkan "perang melawan teror" sebagai tanggapan atas serangan 11 September yang menewaskan sekitar 3.000 orang di New York, Washington, dan Pennsylvania.

AS melancarkan serangan udara ke Afghanistan pada 7 Oktober 2001.

Pemerintah Taliban saat itu melindungi Osama bin Laden dan kelompok teroris Al-Qaeda yang mendalangi serangan di AS. Berkuasa sejak 1996, Taliban segera dikalahkan dan melarikan diri dari ibu kota pada 6 Desember.

Hamid Karzai ditunjuk untuk memimpin pemerintahan sementara Afghanistan, dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai mengerahkan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF).

2004

Pemilu pertama Afghanistan berdasarkan hak pilih universal diadakan pada 9 Oktober 2004. Saat itu Hamid Karzai terpilih menjadi presiden dengan memenangkan 55 persen suara dari 70 persen pemilih.

Kelompok Taliban kembali mengumpulkan kekuatan di kawasan selatan dan timur. Mereka juga melintasi perbatasan di Pakistan dan melakukan pemberontakan.

2008-2011

Ketika serangan Taliban semakin sering dilakukan, Komando AS di Afghanistan pada 2008 meminta lebih banyak pasukan. Bala bantuan pertama pun dikirim.

Karzai terpilih kembali dalam jajak pendapat pada 20 Agustus 2009 yang diwarnai oleh penipuan besar-besaran, jumlah pemilih yang rendah, dan serangan Taliban.

Pada 2009, di awal masa kepresidenan Barack Obama, jumlah pasukan AS berlipat ganda menjadi 68 ribu. Lalu pada 2010, jumlahnya mencapai sekitar 100 ribu pasukan.

Osama Bin Laden tewas pada 2 Mei 2011 dalam operasi pasukan khusus AS di Pakistan.

2014

Pada Juni 2014, Ashraf Ghani terpilih sebagai presiden Afghanistan dengan perolehan 56 persen suara. Namun, pemungutan suara diwarnai dengan kekerasan dan perselisihan sengit karena dugaan kecurangan.

Pada Desember, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengakhiri misi tempur 13 tahun di Afghanistan.

Tahun berikutnya, kelompok Taliban justru semakin kuat. Anggota mereka berlipat ganda.

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Khurasan di Afghanistan juga mulai bergeliat, dengan menggelar sejumlah serangan teror berupa bom dan penembakan, terutama di Kabul, ibu kota Afghanistan.

2018-2019

Pada pertengahan 2018, perwakilan Washington dan Taliban diam-diam membuka perundingan di Doha, Qatara. Taliban menuntut AS mengurangi jumlah pasukan di Afghanistan.

Sebagai imbalannya, AS menuntut Taliban tidak melindungi kelompok teroris termasuk Al-Qaeda, di Afghanistan.

Kedua belah pihak juga fokus pada upaya gencatan senjata dan negosiasi antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan.

Akan tetapi, pada 7 September 2019, Presiden AS, Donald Trump, membatalkan pembicaraan setelah seorang tentara AS termasuk tewas dalam serangan di Kabul.

2020

Ashraf Ghani kembali memenangkan pilpres untuk masa jabatan kedua pada 18 Februari. Namun, pengumuman kemenangannya ditolak oleh pesaingnya, Abdullah Abdullah.

Pada 29 Februari, AS dan Taliban menandatangani kesepakatan damai di Doha. Salah satu poinnya adalah seluruh pasukan asing diharapkan pergi dari Afghanistan paling lambat pada Mei 2021, asalkan Taliban memulai pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan.

Kemudian Ghani dan tokoh oposisi, Abdullah Abdullah, menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan pada Mei, guna mengakhiri perseteruan sengit antara keduanya selama berbulan-bulan. Abdullah mengambil peran untuk memimpin negosiasi perdamaian.

Pada 28 Juli, Taliban mengumumkan gencatan senjata tiga hari selama hari raya Iduladha, yang menandai gencatan senjata kedua dalam waktu dua bulan.

Lantas Pada 12 September 2020, sehari setelah peringatan 19 tahun serangan 11 September terhadap AS, Taliban dan pemerintah Afghanistan memulai perundingan damai di Doha, Qatar.

Kedua kubu berusaha mengakhiri perpecahan selama hampir dua dasawarsa, tapi posisi mereka masih bertentangan.

Pada 17 November, Pentagon mengumumkan penarikan 2.000 pasukan pada 15 Januari 2021 dari 4.500 tentara yang masih ditempatkan di Afganistan, setelah Presiden Trump berjanji mengakhiri konflik di luar negeri.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER