Serangkaian peristiwa terjadi pada Selasa (1/12) yang dirangkum dalam kilas internasional. Mulai dari bocoran dokumen ungkap kesalahan China di awal pandemi Covid-19 hingga Israel desak dunia berterima kasih atas kematian ilmuwan nuklir Iran.
Sebuah dokumen menunjukkan bukti kesalahan penanganan pada momen kritis di fase awal pandemi Covid-19 di China.
Salah satu poin yang penting pada dokumen ini menunjukkan lambatnya penanganan Covid-19 di masa awal pandemi. Dalam dokumen tertulis rata-rata waktu penangan sejak muncul gejala hingga diagnosis dikonfirmasi adalah 23,3 hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sebelumnya, pihak berwenang di Hubei mengumumkan bahwa mereka telah melakukan penanganan wabah awal kepada publik secara efisien dan transparan.
Namun, berdasarkan bocoran dokumen resmi yang beredar secara internal yang berisi penanganan China terhadap wabah virus corona. Dalam dokumen itu tertulis tanda "dokumen internal, harap dirahasiakan".
Dokumen juga menunjukkan terdapat kelemahan penanganan oleh pejabat kesehatan setempat. Sebab, terdapat perbedaan angka antara yang diumumkan China dengan jumlah kasus dalam dokumen.
Sebelumnya, pada awal pandemi China mengumumkan 2.478 kasus. Sementara dalam dokumen dilaporkan total 5.918 kasus yang baru terdeteksi pada 10 Februari. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari jumlah resmi yang dibuka ke publik.
Setidaknya dua orang tewas setelah pengendara mobil menabrak jalur pejalan kaki di Kota Trier, Jerman, pada Selasa (1/12).
"Kami sudah menahan satu orang dan mengamankan mobilnya. Menurut informasi awal, dua orang meninggal," demikian pernyataan Kepolisian Trier melalui Twitter.
Sebagaimana dilansir AFP, kepolisian juga mengimbau agar masyarakat menghindari pusat KotaTrier yang terletak di tenggara Jerman.
Beberapa menit kemudian, kepolisian kembali merilis pernyataan di Twitter, "Beberapa orang tewas dan meninggal di Trier. Kami akan memberikan informasi selanjutnya. Merawat yang terluka jadi prioritas utama!"
Juru bicara kepolisian, Uwe Konz, mengatakan kepadaAFPbahwa pihaknya belum mengetahui detail peristiwa ini karena masih banyak "latar belakang [insiden] yang harus diklarifikasi."
Lihat juga:Rusia Kecam Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran |
Seorang pejabat Israel mengatakan dunia seharusnya berterima kasih kepada mereka atas serangan yang menewaskan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh.
Pejabat yang tidak disebutkan identitasnya itu mengatakan hal tersebut kepada media Amerika Serikat,The New York Times.
Pernyataan resmi kepadaThe New York Timesitu menarik perhatian karena pembunuhan Fakhrizadeh telah mengguncang kawasan.
Seperti dikutip dariAnadolu Agency, meskipun Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab, komentar pejabat tersebut menunjukkan bahwa Tel Aviv berada di balik pembunuhan itu.
Pejabat Israel yang dilaporkan terlibat dalam melacak Fakhrizadeh selama bertahun-tahun itu mengatakan bahwa Tel Aviv akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan program nuklir Iran.
(evn)