Hamas Menjerit Kekurangan Alat Tes Covid-19 di Jalur Gaza

CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2020 20:40 WIB
Hamas menyatakan tidak bisa lagi melakukan tes Covid-19 di Jalur Gaza, Palestina, karena kekurangan alat uji.
Ilustrasi penduduk Jalur Gaza, Palestina. Hamas menyatakan tidak bisa lagi melakukan tes Covid-19 di Jalur Gaza, Palestina, karena kekurangan alat uji. (AP/Khalil Hamra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintahan Hamas di Jalur Gaza, Palestina, mengeluh mereka tidak bisa lagi melakukan proses pemeriksaan virus corona (Covid-19) karena kekurangan alat uji.

Padahal, kasus infeksi Covid-19 di Jalur Gaza sampai saat ini terus naik.

Dilansir AFP, Selasa (8/12), Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza menyatakan mereka saat ini terpaksa menghentikan proses pemeriksaan Covid-19 karena tidak tersedia alat uji.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pejabat senior Hamas, Bassem Naim, biasanya mereka menggelar 2.500 sampai 3.000 tes Covid-19 per hari, dengan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp1.06 miliar sampai Rp1.4 miliar.

"Kami sangat membutuhkan alat uji itu untuk menyelamatkan nyawa penduduk Gaza dan mencegah krisis," kata Naim.

Sampai saat ini tercatat ada 25.600 kasus infeksi Covid-19 di Jalur Gaza. Sebanyak 150 pasien di antaranya meninggal.

Ketiadaan alat uji juga dipicu oleh blokade yang dilakukan Israel dan Mesir di perbatasan, sejak Hamas menguasai daerah itu pada 2007 silam.

Hamas sejak pekan lalu menyatakan menerapkan penguncian wilayah hingga 11 Desember mendatang, untuk mencegah penyebaran virus corona.

Mereka juga menutup seluruh sekolah, kampus, taman kanak-kanak hingga masjid supaya Covid-19 tidak semakin menyebar.

Secara keseluruhan, jumlah kasus Covid-19 di Palestina sebanyak 74.160 orang. Tercatat ada 700 pasien meninggal di Tepi Barat.

Kepala Biro Politik Hamas di Jalur Gaza, Palestina, Yahya Sinwar, dilaporkan terinfeksi virus corona (Covid-19). Pejabat Hamas lainnya, Saleh al-Arouri, juga dilaporkan terinfeksi Covid-19.

Menurut para tenaga medis setempat, mereka sebentar lagi tidak akan mampu menangani pasien Covid-19 karena kekurangan tempat tidur di ruang gawat darurat dan ventilator.

(afp/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER