Seorang gadis Iran, Fatemeh Khishvand alias Sahar Tabar dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena mengunggah foto wajahnya berdandan menyerupai zombie aktris Angelina Jolie. Sahar mengunggah foto wajah yang telah dimake-up ke akun media sosialnya yang dianggap sebagai upaya menistakan agama.
Tabar ditangkap atas perintah pengadilan bimbingan Islam Teheran atas unggahannya itu. Pihak pengadilan berdalih penangkapan dilakukan setelah menerima banyak permintaan publik.
Namun saat penangkapan Tabar membantah laporan yang menyebut jika ia menjalani operasi plastik agar mirip Angelina Jolie. Dia justru menyebut jika wajah make-up yang diunggahnya sebagai seni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini Photoshoop dan make-up. Setiap kali saya mempublikasikan foto, saya melukis wajah saya dengan cara yang semakin lucu. Ini adalah cara untuk mengekspresikan diri Anda, semacam seni. Penggemar saya tahu bahwa ini bukan wajah asli saya," kata Tabar kepada media.
Sosok Tabar yang kerap berdandan menyerupai 'Angelina Jolie' ini menarik sedikitnya 486 ribu pengikut di Instagram. Ia kerap mengunggah foto wajah penuh make-up dengan wajah dibuat sangat tirus hingga menyerupai zombie.
Unggahan 'seni' justru dianggap sebagai sebuah bentuk pelecehan agama oleh otoritas setempat. Atas tindakannya itu, Tabar didakwa melakukan korupsi terhadap anak muda dan tidak menghormati Republik Islam.
Dia juga sempat memohon pembebasan penahanan dengan mengaku jika dirinya tertular virus corona.
Awalnya, Tabar dituduh melakukan penistaan agama, menghasut ke arah kekerasan, memperoleh pendapatan melalui cara-cara yang tidak pantas, dan mendorong anak muda untuk korupsi.
![]() |
Tabar mengatakan dirinya telah dibebaskan atas dua dari empat dakwaan tersebut, tapi dia tidak ingin berkomentar lebih lanjut karena dirinya masih mengharapkan pengampunan.
Dalam sebuah kesempatan, Tabar juga sempat meminta bantuan Angelina Jolie untuk berkampanye mendukung pembebasannya dari jerat hukum. Unggahannya itu menarik komentar netizen hingga mempertanyakan bentuk dukungan yang ia harapkan dari Jolie.
"Republik Islam memiliki sejarah menyiksa perempuan. Kita harus bersatu melawan apartheid gender ini," ujar Tabar seperti mengutip The Guardian.
Tahun lalu, TV pemerintah Iran telah menyiarkan pengakuannya pada akhir Oktober. Ekspresi penyesalan Tabar pun menarik banyak simpati.
Dalam laporan tersebut, TV setempat menggambarkan Tabar sebagai sosok yang kecanduan popularitas dengan cara mengunggah gambar 'vulgar' di media sosial untuk mengantongi banyak klik dan 'like'.
Selain itu, beberapa catatan medis menunjukkan bahwa Tabar menderita penyakit mental dengan riwayat kunjungan ke rumah sakit jiwa. Catatan itu membuat hukuman penjara 10 tahun yang dijatuhkan kepadanya semakin sulit dijelaskan.
AFP melaporkan bahwa Tabar menyesali tindakannya di media sosial. Secara pribadi ibunya juga pernah meminta Tabar untuk berhenti mengunggah gambar-gambar semacam itu.
"Ibu saya menyuruh saya berhenti, tapi saya tidak mendengarkan... Terkadang perkataan orang asing atau teman bisa lebih penting daripada kata-kata orangtua," ucapnya.
"Saya melihat orang-orang mengikuti apa yang saya lakukan, dan ketika (tanda) suka (like button) bertambah, saya merasa saya melakukan hal yang benar," imbuhnya.
(ans/evn)