Selandia Baru merupakan salah satu negara yang dipuji atas prestasinya berhasil menekan pandemi virus corona. Sejak melaporkan kasus pertama Covid-19 pada akhir Februari, pemerintah setempat mengerahkan berbagai upaya untuk menekan penyebaran.
Pada Oktober lalu Perdana Menteri Jacinda Ardern menyatakan bahwa Selandia Baru berhasil menaklukkan gelombang kedua virus corona.
Ardern mengatakan virus terkendali setelah 12 hari tanpa kasus baru yang dikonfirmasi di Auckland. Dia turut memberi selamat kepada warga karena telah bertahan dalam lockdown kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya, negara itu menerapkan tiga kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19. Yakni memperketat pengawasan di perbatasan, menerapkan lockdown serta menjaga jarak untuk mencegah penularan di masyarakat, dan tekun menggelar pemeriksaan, penelusuran kontak, hingga karantina.
Hasilnya, negara itu hanya melaporkan total 2.096 kasus Covid-19, 25 kematian, dan 2.015 orang dinyatakan sembuh.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya membagikan cerita mengenai kondisi terkini di Selandia Baru lewat wawancara eksklusif dengan tim CNNIndonesia.com.
Dia menyebut Selandia Baru telah beraktivitas normal seperti biasa dan warga tak lagi mengenakan masker.
Berikut petikan wawancara tersebut.
Bagaimana situasi terkini di Selandia Baru terkait pandemi virus corona?
Bisa kita bilang bahwa negara ini sedang terbebas dari Covid-19. Memang ada beberapa kasus antara 1 hingga 4 kasus dalam beberapa hari, itu adalah kasus yang terjadi di tempat isolasi.
Artinya, mereka adalah penumpang yang datang dari luar negeri. Karena di sini, siapa pun yang datang harus dikarantina selama dua minggu. Nah selama dikarantina, di hari ke-3 dan hari ke-12, mereka harus dites swab. Nah, kasus-kasus baru yang ditemukan terdapat pada orang-orang tersebut.
Tapi penularan atau infeksi sudah tidak ada. Kami di sini sudah bisa disebut hidup normal, tidak perlu memakai masker, tidak perlu menjaga jarak, kemudian tidak ada pembatasan untuk berkumpul.
Tapi masih ada pembatasan ke luar negeri. Artinya, orang New Zealand tidak bisa ke luar negeri dan orang luar (Warga Negara Asing) tidak boleh masuk, kecuali warga negara dan penduduk asli yang kembali ke Selandia Baru.
Warga yang datang dari luar negeri kebanyakan dari negara mana saja?
Oh, macam-macam. Hampir dari seluruh dunia, karena orang Selandia Baru tersebar di mana-mana, ada yang dari beberapa negara Asia, ASEAN, Eropa, Amerika, dan Afrika.
Mereka secara bergiliran masuk kembali ke negeri ini untuk alasan kemanusiaan, maupun alasan-alasan lainnya.
Kasus Covid-19 sudah berkurang dan orang-orang sudah mulai beraktivitas normal. Tapi apakah masih ada warga yang menerapkan protokol kesehatan?
Kebiasaan untuk selalu waspada adalah suatu kebiasaan yang terbawa saat negeri ini menetapkan lockdown.
Jadi, kebiasaan bagus seperti mencuci tangan masih dilakukan. Meski di sini sudah tidak ada keharusan, tapi hand sanitizer tersedia di mana-mana dan masyarakat menggunakannya. Ini kan normal baru.
Yang kedua, sudah tidak ada anjuran dari pemerintah untuk menggunakan masker, kecuali di dalam alat transportasi.
Jadi kalau kita naik alat transportasi seperti pesawat terbang, kereta, dan kapal, harus memakai masker karena berada di ruang tertutup. Tapi ketika di ruang terbuka, tidak ada keharusan untuk menggunakannya.
Lihat juga:Daftar Negara Gratiskan Vaksin Corona |
Meski demikian, masyarakat selalu membawa masker. Jadi saat mereka merasa bahwa sedang di kondisi tidak aman, baik untuk dirinya sendiri maupun orang di sekitarnya, maka mereka akan memakai masker.
Ketiga, masyarakat di sini mengikuti anjuran pemerintah. Ketika merasa tidak enak badan, maka masyarakat tidak keluar rumah. Jadi, mereka istirahat di rumah sampai merasa pulih, baru beraktivitas kembali.
Nah, itulah tiga hal yang tersisa dari lockdown tempo hari, di mana protokol itu diberlakukan sangat ketat.