Singapura Akan Terima Vaksin Pfizer, PM Lee Disuntik Pertama

CNN Indonesia
Selasa, 15 Des 2020 13:55 WIB
PM Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan bahwa dia beserta tim pemerintahan akan menerima vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech gelombang pertama.
PM Singapura Lee Hsien Loong. (AFP/TIMOTHY A. CLARY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan bahwa dia beserta tim pemerintahan akan menerima vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech gelombang pertama.

Dia mengatakan, hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa vaksin aman digunakan.

"(Kami akan menjadi yang pertama menerima vaksin) untuk menunjukkan kepada Anda, terutama manula seperti saya, bahwa kami yakin vaksin itu aman," kata Lee, Senin (14/12).

Vaksin akan tersedia gratis untuk semua warga Singapura dan residen jangka panjang. Pemberian vaksin juga akan diprioritaskan kepada orang-orang yang berisiko besar tertular virus termasuk petugas kesehatan, orang tua, kaum rentan lainnya.

Lebih lanjut, Lee mengatakan Singapura akan menerima gelombang pertama vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech pada akhir Desember dan berencana memberikan secara gratis sekaligus sukarela kepada seluruh penduduknya sebelum paruh kedua 2021.


Dia menambahkan vaksin lain juga akan tiba "dalam beberapa bulan mendatang" dan akan cukup untuk mencakup seluruh 5,7 juta penduduk di kuartal ketiga 2021.

Singapura akan semakin melonggarkan pembatasan mulai 28 Desember. Sejak tanggal tersebut, negara akan kembali mengizinkan pertemuan sosial hingga delapan orang.

Pembatasan kapasitas untuk area publik termasuk pusat perbelanjaan, atraksi, dan tempat ibadah juga akan dilonggarkan di fase tiga.

Lee menuturkan seluruh warga usia dewasa harus divaksinasi, tapi langkah itu tetap akan dilakukan secara sukarela.

Dilansir MSN yang mengutip South China Morning Post, Senin (14/12), Lee menyampaikan kabar vaksin Covid-19 tersebut melalui pidato nasional yang disiarkan di televisi. Ini adalah pidato kelima Lee kepada publik sejak wabah Covid-19 melanda Singapura pada 23 Januari.

Kementerian Kesehatan mengatakan pemerintah melonggarkan pembatasan setelah memastikan beberapa kondisi terpenuhi, termasuk peningkatan kapasitas pengujian menjadi 50 ribu tes PCR dalam sehari dan peningkatan adopsi aplikasi pelacakan kontak negara.


Kendati demikian, Lee mengatakan pertempuran untuk melawan virus masih "jauh dari kemenangan". Dia mendesak warga Singapura untuk tidak mengadakan pesta besar seolah-olah virus sudah hilang.

"Virus Covid-19 belum diberantas. Jalan masih panjang. Di seluruh dunia, pandemi masih berkecamuk," ujarnya.

Dalam sebuah konferensi pers virtual, para pejabat tinggi Singapura turut menerangkan lebih lanjut mengenai rencana vaksinasi.

Direktur Layanan Medis Kementerian Kesehatan Kenneth Mak mengatakan vaksin tidak direkomendasikan untuk perempuan hamil, pasien yang mengalami gangguan kekebalan, dan anak-anak berusia di bawah 16 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi dia menekankan bahwa warga Singapura yang memenuhi syarat secara medis harus divaksinasi.

Menteri Kesehatan Gan Kim Yong mengatakan vaksinasi tidak bersifat wajib karena pihak berwenang ingin "menghormati pilihan orang lain".

Namun Kementerian Kesehatan tetap akan meluncurkan kampanye edukasi publik untuk mendidik masyarakat tentang manfaat vaksin.

Singapura sebelumnya membuat perjanjian pembelian sejumlah vaksin Covid-19 termasuk Moderna dan Sinovac, tapi otoritas ilmu kesehatan sejauh ini hanya memberikan persetujuan untuk vaksin Pfizer-BioNTech.

Kendati demikian, Menkes Gan berharap akan ada lebih banyak vaksin yang diotorisasi karena Singapura menginginkan vaksin yang lebih beragam.

Jika Singapura memasukkan orang tua atau orang-orang dengan usia renta ke dalam daftar prioritas vaksinasi Covid-19, namun tidak bagi Indonesia.

Mengutip dokumen presentasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) yang dipaparkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartousai Rapat Terbatas tentang laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi 29 September, pemerintah menetapkan lima kelompok prioritas yang akan mendapatkan vaksin virus corona pada awal 2021 dengan jumlah sasaran102,45 juta orang.

Kelompok pertama,orang yang berada di garda terdepan dalam menangani Covid-19.Total orang yang menjadi sasaran pemberian vaksin sebanyak 1,31 juta orang.

Infografis Rincian Target Penerima Vaksin Corona dan Mandiri GratisFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian
Infografis Rincian Target Penerima Vaksin Corona dan Mandiri Gratis


Kedua,orang yang memiliki kontak erat dengan pasien covid-19. Target sasaran pada kelompok ini sudah ditetapkan sebanyak 50 ribu orang.
Ketiga, orang yang bertugas di bidang pelayanan publik dengan sasaran sebanyak 715 ribu orang.

Untuk pelayanan publik, pemerintah akan mendistribusikan vaksin dalam empat tahap. Untuk tahap pertama diberikan untuk 344 ribu orang, tahap kedua sebanyak 94 ribu orang, tahap ketiga sebanyak 159 ribu orang, dan tahap keempat 118 ribu orang.

Kelompok keempat, masyarakat umum dengan sasaran berjumlah 92,28 juta orang. Proses distribusinya akan dilakukan dalam lima tahap.

Rinciannya, tahap pertama dibagikan kepada 10 ribu orang, kedua kepada 3 ribu orang, ketiga3,03 juta orang, keempat2,57 juta orang, kelima86,66 juta orang.

Lalu, pemerintah juga akan mendistribusikan vaksin corona kepada 4,36 juta tenaga pendidik. Terakhir, aparatur sipil negara (ASN) hingga lembaga legislatif yang sebanyak 3,72 juta orang.

Di sini, pemerintah akan membagikan dua dosis vaksin per orang dengan jarak 14 hari. Ini dilakukan untuk membentuk kekebalan tubuh dari Covid-19.

(ans/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER