Program Vaksinasi Covid-19 India Bakal Jadi Terbesar di Dunia

CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2020 15:05 WIB
India bakal melakukan program vaksinasi Covid-19 terhadap 300 juta penduduk, dan diperkirakan menjadi yang terbesar di dunia.
Ilustrasi pemeriksaan virus corona di India. (AP/Rajanish Kakade)
Jakarta, CNN Indonesia --

India akan melakukan vaksinasi virus corona (Covid-19) terhadap 300 juta penduduknya, dan diperkirakan akan menjadi salah satu program vaksinasi yang terbesar di dunia.

Proses penyuntikan dosis fase pertama diperkirakan akan berlangsung hingga Juli 2020.

Proses vaksinasi akan mengutamakan golongan penduduk dengan tingkat risiko tertular paling tinggi termasuk dokter, perawat, penduduk berusia 65 tahun ke atas, polisi, sopir ambulans dan orang-orang yang menangani langsung kasus Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Straits Times, Rabu (16/12), Kementerian Kesehatan India telah mengeluarkan pedoman yang isinya menganjurkan supaya 100 penduduk divaksinasi dalam sehari, di setiap pusat vaksinasi yang ditunjuk.

Media massa India melaporkan pejabat kesehatan akan mengalihfungsikan tempat pemungutan suara dan aula pernikahan sebagai pusat vaksinasi Covid-19. Namun, pemerintah India sampai saat ini belum menyetujui jenis vaksin apa pun untuk penggunaan darurat.

"Pedoman luas telah dibagikan ke negara-negara bagian. Orientasi (untuk petugas kesehatan dan pejabat distrik) dan pelatihan telah dimulai. Saat ini negara-negara bagian sedang mengupayakannya," kata VK Paul selaku Anggota Lembaga Nasional untuk Transformasi India, Niti Aayog.

Untuk mengantisipasi gerakan anti-vaksin yang berpotensi berkembang di India, pemerintah setempat telah memulai kampanye kesadaran untuk menghilangkan keraguan tentang vaksin Covid-19.

Dalam serangkaian pedoman yang dirilis pekan lalu, pemerintah federal telah meminta negara-negara bagian agar memastikan informasi tentang vaksin segera diberikan kepada warga untuk menghilangkan kekhawatiran yang timbul dari uji klinis singkat dan rumor negatif yang beredar di media sosial.

Selain itu, pusat-pusat kesehatan juga sedang didirikan di seluruh negeri untuk menangani segala kemungkinan efek samping dari vaksin.

"Ini adalah operasi yang sangat kompleks untuk negara mana pun, terutama mengingat ukuran dan keragaman India... Pasti ada potensi bagi banyak pertanyaan dan kekhawatiran baik di antara staf perawatan kesehatan serta anggota komunitas," kata Ketua Pusat Pengobatan Sosial dan Kesehatan Masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru, Profesor Rajib Dagupta.

Sejauh ini, tiga perusahaan farmasi seperti Pfizer, Institut Serum India untuk vaksin Oxford-AstraZeneca, dan Bharat Biotech yang meneliti vaksin Covaxin sudah mengajukan permohonan persetujuan penggunaan darurat untuk masing-masing vaksin yang mereka kembangkan.

Pejabat pemerintah mengatakan Badan Pengawas Obat India sedang memeriksa tiga vaksin tersebut untuk penggunaan darurat.

Pekan ini, badan itu telah memberikan izin uji klinis untuk satu kandidat vaksin lagi, yakni yang diproduksi oleh Gennova Pharmaceuticals yang berbasis di kota Pune. Mereka bekerja sama dengan Departemen Bioteknologi India.

Menurut sebuah studi dari Federasi Kamar Dagang dan Industri India, dan Ernst and Young, India membutuhkan sekitar 130 ribu hingga 140 ribu pusat vaksinasi dan 100 ribu tenaga medis kesehatan untuk melakukan inokulasi, serta 200 ribu relawan.

Pada Oktober lalu, Menteri Perhimpunan Negara untuk Peternakan dan UMKM India, Pratap Sarangi, mengatakan semua warga India akan mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara gratis.

"Perdana Menteri telah menjelaskan sejak awal bahwa vaksin akan diberikan secara gratis di seluruh negeri. Penyediaan dana sudah dilakukan," ujarnya.

Hingga saat ini, India melaporkan kasus Covid-19 terbanyak nomor dua di dunia dengan lebih dari 9,9 juta kasus, lebih dari 144 ribu kematian, dan lebih dari 9,4 juta orang dinyatakan pulih.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER