Raja Swedia Kritik soal Perlindungan Lansia dari Corona

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2020 21:35 WIB
Raja Swedia, Carl XVI Gustaf, mengkritik pemerintah karena dinilai gagal melindungi kelompok lansia dari Covid-19.
Raja Swedia, Carl XVI Gustaf. (AFP/JONATHAN NACKSTRAND)
Jakarta, CNN Indonesia --

Raja Swedia, Carl XVI Gustaf, mengkritik pemerintah setempat karena dinilai gagal melindungi kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dari virus corona (Covid-19).

"Saya pikir kita gagal. Jumlah korban meninggal sangat besar dan ini menyedihkan. Ini adalah hal yang menjadi penderitaan kita semua," kata Raja Carl XVI Gustaf.

Dalam rekaman pidato menjelang natal yang disiarkan melalui stasiun televisi setempat, Raja Carl XVI Gustaf menyatakan dia memahami rasa sedih para penduduknya ketika anggota keluarga mereka meninggal akibat Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mari kita renungkan pengalaman para keluarga yang tidak bisa menyampaikan ucapan selamat tinggal terakhir kepada anggota keluarganya yang meninggal. Saya pikir hal ini sangat berat dan menjadi trauma karena tidak bisa menyampaikan salam perpisahan terakhir," lanjut Raja Carl XVI Gustaf.

Anak Raja Carl XVI Gustaf, Pangeran Carl Philip, beserta sang istri, Putri Sofia, dinyatakan positif Covid-19. Mereka kini menjalani karantina di kediaman kerajaan bersama dengan dua anaknya.

"Rakyat Swedia sudah amat menderita dalam keadaan ini. Kini ancaman itu semakin mendekat. Dan itu bukan yang kita inginkan," lanjut Raja Carl XVI Gustaf.

Carl Gustaf adalah kepala negara Swedia. Namun, jabatannya hanya simbolis lantaran dia tidak mempunyai kekuatan politik.

Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven, beberapa hari lalu mengakui mereka salah perhitungan dalam menghadapi pandemi.

Menurut penilaian komite independen, pemerintah Swedia gagal melindungi keselamatan kelompok penduduk lanjut usia yang berada di panti jompo.

Pemerintah Swedia selama ini tetap mempertahankan kebijakan tidak menerapkan penguncian wilayah, berbeda seperti yang dilakukan kebanyakan negara Eropa lainnya, tetapi meminta penduduknya bertanggung jawab menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain.

Sampai saat ini dari 10 juta lebih penduduk Swedia, ada 341.029 orang yang terinfeksi Covid-19. Dari jumlah itu, ada 7.667 pasien yang meninggal akibat Covid-19 atau komplikasi dengan penyakit lain.

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Swedia lebih tinggi dari negara tetangganya seperti Denmark, Finlandia atau Norwegia.

Dalam laporan komisi itu, negara-negara tetangga Swedia dilaporkan bisa menekan tingkat kematian akibat infeksi Covid-19 pada kelompok lansia dengan melindungi mereka melalui metode karantina dan isolasi.

Epidemiolog Swedia, Anders Tegnell tetap menyatakan strategi membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) yang mereka terapkan akan berkesinambungan dalam jangka panjang.

Swedia kini mengalami lonjakan kasus infeksi yang membuat rumah sakit dan tenaga medis mereka kewalahan menangani pasien. Jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi juga bertambah, dan membuat pemerintah setempat menerapkan sejumlah larangan seperti tidak mengizinkan penjualan alkohol di restoran dan bar selepas pukul 22.00 waktu setempat.

Mereka juga membatasi kerumunan maksimal hanya boleh diikuti delapan orang dengan menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan lain.

(associated press/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER