Berbagai peristiwa menarik terjadi di berbagai belahan dunia pada Minggu (20/12). Mulai dari staf Kedubes Jerman menyambangi markas FPI sampai dampak mutasi virus corona Inggris. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
Kedutaan Besar Jerman di Jakarta memastikan diplomatnya yang mendatangi markas Front Pembela Islam (FPI) terkait aksi 1812 hanya bermaksud untuk memastikan situasi keamanan.
Sebab menurut pernyataan resmi pihak Kedutaan Jerman kepada CNNIndonesia.com, demonstrasi terjadi di sekitar gedung kedutaan. Sehingga Kedutaan Jerman merasa perlu memastikan kondisi. Kedutaan pun menjamin tidak ada niat politik apapun atas kehadiran tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedutaan Besar Jerman menyesalkan kesan yang ditimbulkan atas insiden tersebut, baik kepada publik maupun mitra kami di Indonesia. Kami menjamin tidak ada niat politik apapun dalam kunjungan tersebut," demikian keterangan tertulis Kedutaan Besar Jerman kepada CNNIndonesia.com, Minggu (20/12).
Lebih lanjut pihak Kedutaan Besar Jerman terus berkomunikasi dengan pihak berwenang di Indonesia.
"Dan kami yakin, bahwa kami akan dapat mengklarifikasi ini dengan cara yang bisa dipahami oleh semua pihak. Kami tetap berada di sisi mitra Indonesia kami," lanjut pernyataan tersebut.
Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman sebelumnya mengklaim sempat didatangi perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman.
Kepada CNNIndonesia.com, Munarman mengirimkan dua foto yang menurutnya perwakilan Kedubes Jerman. Foto pertama yakni dua orang bule memasuki Kantor Sekretariat FPI di Jalan Petamburan III.
Sementara, foto kedua menampilkan sebuah mobil dengan plat nomor berlatar putih yang biasa dipakai perwakilan para kedutaan besar negara sahabat di Indonesia. Namun, foto tersebut tidak jelas menunjukan nomor plat mobil.
"Dari kedutaan Jerman sudah datang ke sekretariat FPI," kata Munarman kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (19/12).
Menurut Munarman, kedatangan perwakilan Kedubes Jerman itu akan memicu perhatian internasional terhadap kasus tewasnya enam anggota laskar FPI dalam bentrokan dengan polisi beberapa waktu lalu.
"Perhatian internasional terhadap kasus extrajudicial killing enam syuhada akan berdampak pada reputasi Indonesia di dunia internasional," tutur dia.
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan tengah meminta klarifikasi kepada Kedutaan Besar Jerman di Jakarta soal laporan bahwa salah satu diplomatnya mengunjungi markas Front Pembela Islam (FPI) pada Kamis pekan ini.
"Saat ini masih menunggu keterangan dari Kedubes Jerman. Sudah (meminta klarifikasi) untuk komunikasi awal," kata juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Minggu (20/12).
Kepala Perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman menyebut kedatangan staf ke markas FPI di Petamburan, Jakarta, adalah inisiaif pribadi.
"Kedubes Jerman menyampaikan bahwa keberadaan staf Kedubes Jerman di tempat tersebut dan pertemuan yang dilakukan adalah atas inisiatif pribadi tanpa mendapatkan perintah atau sepengetahuan pimpinan Kedutaan Besar Jerman," demikian tertulis dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (20/12).
Dalam pertemuan dengan Kemlu, Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Jerman membenarkan keberadaan staf Kedutaan di sekretariat organisasi tersebut.
Kepala Perwakilan Kedubes Jerman pun sampaikan permintaan maaf dan penyesalannya atas kejadian tersebut. Mereka juga menyangkal isi berbagai pernyataan yang disampaikan salah satu pimpinan ormas dimaksud.
Disebutkan pula kalau staf diplomatik tersebut sudah diminta kembali segera untuk mempertanggungjawabkan tindakannya dan memberikan klarifikasi kepada pemerintahnya.
Kepala Perwakilan Kedubes Jerman memastikan bahwa insiden tersebut tidak mencerminkan kebijakan Pemerintah dan Kedutaan Besar Jerman serta menolak tegas kesan bahwa kedatangan staf Kedutaan tersebut sebagai bentuk dukungan Jerman kepada organisasi tersebut.
Kedutaan Jerman juga secara tegas menyampaikan dukungan dan komitmen pemerintah Jerman untuk melanjutkan kerja sama bilateral dengan Indonesia untuk melawan intoleransi, radikalisme, dan ujaran kebencian.
Sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah telah memberlakukan larangan penerbangan dari dan ke Inggris.
Larangan ini diberlakukan terkait dengan pengumuman penyebaran varian strain mutasi virus corona baru di negara itu yang disebut 70 persen lebih cepat menular, seperti disampaikan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Sabtu (19/12).
Pada Minggu (20/12) Inggris kembali melakukan pembatasan wilayah (lockdown) ketat selama Natal setelah Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyebut penyebaran varian mutasi baru virus corona terjadi "di luar kendali".
Negara yang melarang sementara kunjungan ke Inggris adalah Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Prancis, Jerman, Italia, Swedia, Swiss, Rumania, Turki, Iran, Israel, Kuwait, dan El Salvador.
(ayp/ayp)