Tiga orang tewas dalam serangan terhadap aparat kepolisian di Chechnya, selatan ibu kota Rusia pada Senin (28/12), waktu setempat. Seorang di antaranya merupakan petugas kepolisian.
Pemimpin Chechnya yang didukung Kremlin, Ramzan Kadyrov mengungkapkan dua orang "teroris" bersenjata pisau ditembak mati saat berupaya merebut senjata dari petugas kepolisian di Kota Grozny.
Dilansir dari AFP, Selasa (29/12), atas serangan itu, seorang polisi tewas dan satu lainnya luka-luka. Saat ini, polisi yang terluka sudah dalam kondisi stabil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua penyerang bersaudara itu berasal dari Republik Ingushetia, bagian dari wilayah Caucasus Utara, yang tiba di Chechnya pada 2012.
Kadyrov memerintah Chechnya dengan tangan besi usai perang separatis pada 1994-1996 dan 1999-2000, tetapi perlawanan kaum Islamis telah menyebar di wilayah Caucasus Utara yang mayoritas penduduknya Muslim. Perlawanan dipicu oleh alasan keagamaan dan juga kemarahan pada korupsi dan pelanggaran hak asasi.
Pemerintahan Kadyrov sendiri telah dikecam secara internasional karena dianggap menganiaya aktivis kanan. Ia juga dilaporkan menyiksa dan menangkap lawan politiknya.
Penyerangan terhadap polisi menurun selama beberapa tahun terakhir di Chechnya. Namun, serangan masih terjadi di kawasan mayoritas Muslim.
Setidaknya enam orang tewas dalam baku tembak Oktober lalu dalam operasi anti terorisme di Grozny. Dua di antaranya merupakan anggota pasukan pengamanan.
(afp/sfr)