Komite Investigasi Rusia menyatakan tengah menyelidiki aktivis politik Alexei Navalny atas dugaan penyelewengan sumbangan.
Navalny yang rajin mengkritik Presiden Rusia, Vladimir Putin, dituduh menyelewengkan hasil sumbangan masyarakat sekitar USD$5 juta untuk Yayasan Anti-Korupsi dan organisasi terkait lain untuk kepentingan pribadi.
Menanggapi hal itu, Navalny menyatakan penyelidikan itu sebagai tanda keputusasaan Putin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepertinya Putin histeris," cuit Navalny di Twitter.
"Mereka mencoba untuk menempatkan saya di balik jeruji besi karena gagal dibunuh dan terus memburu para pembunuh saya dan untuk membuktikan bahwa Putin berada di baliknya. Dia pencuri yang siap membunuh mereka yang tidak mau tutup mulut tentang pencuriannya," tambahnya.
Kabar penyelidikan terhadap Navalny muncul sehari setelah Dinas Pemasyarakatan Federal Rusia menuduh Navalny melanggar ketentuan hukuman yang ditangguhkan dalam kasus sebelumnya, dan memberi Navalny waktu satu hari untuk melapor.
Mereka merujuk pada artikel yang ditulis oleh dokter dari rumah sakit Charite Berlin yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, yang mengindikasikan bahwa Navalny telah sepenuhnya pulih.
Mereka kemudian memerintahkan Navalny untuk melapor, sejalan dengan ketentuan hukuman percobaan tiga setengah tahun dari hukuman yang diberikan kepada Navalny pada 2014, atau langsung dibui jika dia melewatkan tenggat waktu pada Selasa (29/12).
Dalam satu dasawarsa sejak Navalny (44) mulai mengungkap korupsi pejabat Rusia, dia berulang kali ditangkap dan dijerat berbagai kasus.
Dilansir Associated Press, Navalny pun mencemooh perintah melapor. Dia mengatakan referensi Dinas Penjara Federal atas artikel di The Lancet memperlihatkan pemerintah Rusia menerima fakta jika dia diracun.
Navalny jatuh sakit pada 20 Agustus dalam penerbangan domestik di Rusia. Dua hari kemudian ia diterbangkan ke Jerman dalam keadaan koma untuk menjalani perawatan di Berlin, Jerman.
Sejak itu, selama berpekan-pekan ia menerima perawatan intensif.
Laboratorium di Jerman, Prancis, Swedia, dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menetapkan bahwa Navalny terpapar zat saraf Novichok yang dikembangkan di era Uni Soviet.
Navalny menuduh Putin memerintahkan agen intelijen untuk membunuhnya menggunakan racun. Namun, pemerintah Rusia berulang kali membantah tuduhan itu.
![]() |
Pemerintah Rusia bersikeras bahwa dokter yang merawat Navalny di Siberia, sebelum ia diterbangkan ke Jerman, tidak menemukan jejak racun dan menantang Jerman untuk memberikan bukti.
Rusia juga menolak untuk menyelidiki peristiwa itu dengan alasan kurang bukti.
Uni Eropa (UE) lantas menjatuhkan sanksi terhadap enam pejabat Rusia atas kasus upaya pembunuhan terhadap Navalny. Rusia membalasnya dengan melarang sejumlah pejabat UE memasuki negara itu.
(ans/ayp)