Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, disebut menolak permintaan Presiden Donald Trump untuk menjegal pengukuhan kemenangan Joe Biden oleh Kongres usai penghitungan suara elektoral (electoral college).
Sebagai wakil presiden, Pence akan memimpin proses sertifikasi hasil pemilu di Kongres tersebut.
Menurut sumber Gedung Putih, Trump terus menekan Pence untuk membantunya tetap berkuasa selama empat tahun ke depan. Sang presiden bahkan disebut mengancam akan "merusak" Pence jika dia menolak memblokir penghitungan suara di Kongres.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber tersebut menuturkan Pence dengan lembut memberi tahu Trump bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan dan kewenangan untuk menggagalkan hasil akhir penghitungan suara di Kongres.
Dikutip CNN, New York Times yang pertama kali melaporkan penolakan Pence tersebut.
Dalam pernyataan yang dirilis tim kampanyenya, Trump membantah cerita tersebut.
"Laporan The New York Times mengenai komentar yang dibuat Wakil Presiden Pence kepada saya hari ini adalah bohong. Dia tidak pernah mengatakan itu. Wapres dan saya sepakat total bahwa Wapres memiliki kekuasaan untuk bertindak," kata Trump.
Sumber Gedung Putih menuturkan Trump kemudian marah kepada Pence.
Sejumlah sumber lainnya mengatakan ini bukan kali pertama Trump meminta Pence memblokir kemenangan Biden dalam penghitungan suara elektoral.
Trump disebut beberapa kali meminta wakilnya itu menunda atau menghalangi sertifikasi penghitungan suara elektoral.
Meski Gedung Capitol sempat diserbu massa pendukung Trump dan memaksa rapat di Kongres tertunda, Pence dan anggota Kongres tetap melanjutkan penghitungan suara elektoral sekitar pukul 20.00 waktu Washington pada Rabu (6/1).
(rds/evn)