Sejumlah peristiwa terjadi pada Rabu (13/1) yang dirangkum dalam kilas internasional. Mulai dari efikasi vaksin Sinovac di Brasil 50,4 persen hingga Wapres AS Mike Pence tolak Amandemen ke-25 untuk menjatuhkan Trump.
Brasil mengumumkan vaksin corona CoronaVac buatan Sinovac Biotech efektif 50,4 persen dalam uji coba tahap akhir pada Selasa (12/1).
CoronaVac telah disuntikkan kepada petugas medis yang berada di garda depan saat menangani pasien Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pada pekan lalu telah Institut Butantant merilis vaksin Sinovac 78 persen efektif dalam mencegah kasus ringan yang membutuhkan perawatan, dan 100 persen manjur dalam mencegah kasus sedang hingga serius.
Pada saat itu, mereka tidak menyebutkan tentang kelompok relawan vaksin yang terinfeksi virus corona, meski dengan gejala sangat ringan.
Dengan dimasukkannya hasil dari kelompok tersebut, CoronaVac memiliki efektivitas umum 50,4 persen mencegah penyakit pada pasien.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan saat ini adalah waktu bagi negaranya untuk menciptakan ketenangan dan kedamaian.
Mengutip AFP, pernyataan Trump berkaitan dengan kericuhan para pendukungnya di Gedung Capitol Hill pada pekan lalu.
"Sekarang saatnya bagi negara kita untuk menyembuhkan dan sudah waktunya untuk kedamaian dan ketenangan," ucap Trump saat berkunjung ke Alamo, Texas, Selasa (12/1).
Kondisi keamanan di Amerika Serikat meningkat, khususnya di Washington DC, usai terjadi kericuhan di Gedung Capitol Hill pada pekan lalu. Para pendukung Trump yang kecewa dengan hasil pilpres sempat menduduki gedung tersebut.
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence menolak menggunakan Amandemen ke-25 untuk memberhentikan Presiden Donald Trump dari jabatannya.
Dia menyampaikan keputusan itu lewat sebuah surat yang ditujukan kepada Ketua DPR Nancy Pelosi, Selasa (12/1). Pence menilai penerapan Amandemen 25 tidak tepat.
"Saya tidak yakin tindakan seperti itu merupakan jalan terbaik bagi Bangsa kita atau sesuai dengan Konstitusi kita," kata Pence dalam sebuah surat seperti dikutip dariReuters.
Pence mengatakan kepada Pelosi bahwa lebih baik energi difokuskan pada memastikan transisi pemerintahan yang tertib. Dia juga mengimbau untuk menghindari tindakan yang akan semakin memecah belah.
"Bekerja sama dengan kami untuk menurunkan tensi dan mempersatukan negara saat kami bersiap untuk melantik Presiden terpilih Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat berikutnya," kata Pence.
(evn)