Otoritas keamanan Amerika Serikat menyatakan telah bersiap untuk mengantisipasi kejadian terburuk menjelang pelantikan presiden terpilih Joe Biden pada Rabu (20/1).
Antisipasi tersebut dilakukan akibat kerusuhan yang terjadi dua pekan lalu saat massa pendukung Presiden Donald Trump memaksa masuk ke Gedung Kongres Capitol Hill dan menewaskan lima orang.
Ribuan pasukan juga telah dikerahkan ke Washington DC menyusul ancaman dari kelompok-kelompok ekstremis yang mengancam akan melakukan kerusuhan di hari pelantikan Biden.
Anggota kongres Demokrat, Seth Moulton, menuturkan pasukan yang dikerahkan ke Washington jauh lebih banyak daripada yang dikerahkan di Afghanistan.
Melansir news.com.au, pasukan Garda Nasional juga dikerahkan di 19 negara bagian.
Pengamanan ketat tersebut juga diikuti oleh langkanya stok senjata api di toko-toko senjata di seluruh AS, pemilik toko mengatakan mereka tidak dapat memenuhi permintaan yang membludak.
Melonjaknya permintaan senjata api disebut-sebut karena warga khawatir tentang potensi kerusuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam buletin peringatan yang dikeluarkan oleh Pusat Kontra-Terorisme Nasional dan Justice and Homeland Kementerian Pertahanan pekan lalu, otoritas federal memperingatkan bahwa insiden di Capitol akan menjadi "pendorong kekerasan yang signifikan" bagi kelompok milisi bersenjata dan ekstremis rasis yang menargetkan inaugurasi Biden.
Lebih lanjut, buletin itu menerangkan bahwa para ekstremis dapat mengeksploitasi dampak kerusuhan Capitol dengan melakukan serangan untuk mengacaukan dan memaksa timbulnya konflik klimaks di AS.
"Ini mengguncang semua orang, melihat apa yang terjadi di Capitol. Itu memberi Anda perasaan tidak nyaman yang mengerikan, dank arena itu, mereka khawatir dengan itu. Mereka prihatin dengan pola pikir, 'Apakah kita aman di sini, di negara ini?'," kata Kepala Departemen Kepolisian Miami Jorge Colina.
Sementara itu, FBI memeriksa 25 ribu pasukan Garda Nasional yang dikerahkan di Washington untuk mengamankan pelantikan setelah pihak berwenang menyatakan kekhawatiran adanya serangan dari orang dalam.
Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan para komandan pasukan juga telah diberitahu untuk mewaspadai segala bentuk ancaman dari pasukan mereka.
Dia menambahkan, hal itu dilakukan agar pelantikan berjalan tanpa insiden dan menyebutnya sebagai "prioritas nasional".
"Kita harus sukses sebagai institusi. Kami ingin mengirimkan pesan kepada semua orang dan seluruh dunia bahwa kami dapat melakukan ini dengan aman dan damai," ujarnya.