Pejabat kesehatan Selandia Baru pada hari Minggu (24/1) mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 di komunitas. Ini menandai kasus penularan komunitas pertama yang diketahui di Selandia Baru sejak 18 November.
Pasien kasus baru adalah seorang wanita berusia 56 tahun yang baru kembali dari Eropa. Dia dinyatakan positif 10 hari setelah menjalani isolasi wajib selama dua minggu. Namun dia mengaku merasakan gejala beberapa hari sebelum dites.
Wanita itu kembali ke Selandia Baru pada 30 Desember setelah menghabiskan empat bulan di Eropa - terutama di Spanyol dan Belanda - dan dibebaskan dari hotel karantina Auckland pada 13 Januari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur jenderal kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield mengatakan dia telah mengembalikan dua tes negatif saat di isolasi, dan suaminya tidak menunjukkan gejala apa pun.
Hal tersebut memicu desakan akan upaya pelacakan kontrak di utara Auckland. Pasalnya, dia dan suaminya menghabiskan beberapa hari berkeliling wilayah Northland dan mengunjungi sekitar 30 lokasi berbeda.
Mengutip AFP, Menteri Kesehatan Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan terlalu dini untuk memutuskan apakah lockdown penuh atau sebagian akan diberlakukan kembali.
"Kami tidak tahu asal atau jenis infeksi," katanya dalam konferensi pers.
Pihak berwenang sedang meninjau rekaman cctv untuk melihat apakah wanita itu tertular virus saat berada di fasilitas isolasi yang dikelola. Lebih dari 600 orang yang pernah menghabiskan waktu di hotel telah diminta untuk mengisolasi diri dan menjalani tes ulang untuk Covid-19.
Meski ini menjadi kasus infeksi komunitas pertama di Selandia Baru, namun ini kali kedua orang dinyatakan positif corona setelah diizinkan meninggalkan fasilitas isolasi di Selandia Baru.
Selandia Baru telah dipuji secara luas atas penanganan pandemi, dengan hanya 25 kematian dari 1.927 kasus virus yang dikonfirmasi dalam populasi lima juta.
(chs)