Militer Israel Umumkan Rencana Serang, Iran Beri Respons

CNN Indonesia
Kamis, 28 Jan 2021 08:22 WIB
Iran menyebut Israel sedang melancarkan perang urat syaraf setelah mereka mengumumkan rencana untuk menyerang republik Islam itu.
Ilustrasi tentara Iran. (AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Iran menyebut Israel sedang melancarkan perang urat syaraf setelah mereka mengumumkan rencana untuk menyerang republik Islam itu.

Militer Israel sebelumnya menyatakan bahwa opsi ofensif baru terhadap Iran sedang disusun jika diperlukan.

Kepala Staf Presiden Iran Hassan Rouhani, Mahmoud Vaezi, berjanji negaranya siap dan bersedia untuk mempertahankan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak berniat berperang, tapi kami serius membela negara," kata Vaezi, Rabu (27/1) seperti dikutip dari AFP.

Israel, sekutu dekat AS, menuduh Iran berusaha membangun bom nuklir, tuduhan yang dibantah Teheran. Israel juga sering menargetkan kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon, Suriah, dan Jalur Gaza.

Kepala militer Israel Jenderal Aviv Kochavi pada Selasa (26/1) mengatakan telah memerintahkan jajarannya untuk menyiapkan rencana menyerang Iran.

Menurut dia, rencana tersebut disusun untuk melawan kemampuan nuklir Iran jika ada keputusan politik yang menargetkan republik Islam itu.

"Kekuatan untuk memulainya ada pada elite politik. Namun, opsi ofensif perlu disiapkan, siap untuk disusun," kata dia mengacu pada pemerintah Israel.

Vaezi menuduh seruan Israel itu hanyalah perang psikologis tanpa rencana apapun. "Praktis tidak memiliki rencana, tidak ada kapasitas".

Dia juga meluruskan mengenai manuver militer Iran baru-baru ini, uji coba rudal dan drone. Kata dia, hal itu hanya sekadar latihan angkatan bersenjata yang dipersiapkan untuk mempertahankan negara.

Juru bicara militer Iran Abdolfazl Shekarchi menambahkan bahwa ancaman serangan Israel terhadap instalasi nuklir dan pangkalan rudal Teheran hanyalah ilusi.

Pengumuman rencana Israel itu disampaikan hampir sepekan setelah pelantikan Presiden AS Joe Biden.

Pemerintahan Biden mengisyaratkan ingin kembali membuka dialog dengan Iran.

Pendahulunya Donald Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan Iran.

Tim Biden mendesak Iran kembali pada komitmen nuklirnya di bawah perjanjian 2015.

Sementara Iran meminta Biden mencabut 'tanpa syarat' sanksi yang diterapkan Trump untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015.

Namun otoritas Israel secara terbuka khawatir dengan kemungkinan tersebut.

"Kesepakatan apapun yang menyerupai perjanjian 2015 adalah hal buruk, baik secara strategis maupun operasional," kata Kochavi.

"Tekanan terhadap Iran harus dilanjutkan, Iran tidak boleh diberi ruang untuk mengembangkan bom nuklir.

Iran memang musuh bebuyutan Israel dan kerap saling mengancam untuk menyerang.

(dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER