Pemerintah Australia mendesak militer Myanmar (Tatmadaw) segera membebaskan seorang warganya, Sean Turnell, yang menjadi penasihat ekonomi bagi mantan Penasihat Negara, Aung San Suu Kyi.
"Kami mendesak Myanmar segera membebaskan warga Australia, Prof. Sean Turnell, dari tahanan," kata Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, seperti dilansir Associated Press, Selasa (9/2).
Menurut Payne, mereka memantau dan memberi dukungan kepada Turnell melalui kedutaan besar di Myanmar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Payne enggan menanggapi pertanyaan apakah Australia bakal menjatuhkan sanksi kepada Myanmar. Namun, dia mengatakan kerja sama pertahanan dengan Myanmar kini sedang ditinjau ulang.
Kedua negara menjalin kerja sama pelatihan di bidang militer selama lima tahun.
Turnell yang mengajar di Universitas Macquarie belum genap satu bulan berada di Myanmar. Dia adalah penduduk permanen di ibu kota pemerintahan Naypyidaw.
Turnell menyatakan melalui media sosial dia ditahan di kantor polisi dan hotel.
Seorang anggota senior Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) membenarkan bahwa Turnell memang menjadi penasihat sang pemimpin de facto untuk urusan perekonomian Asia Tenggara.
Selain Suu Kyi, Tatmadaw menahan sejumlah pejabat pemerintahan sipil lain, seperti Presiden Myanmar, Win Myint, dan sejumlah tokoh senior partai berkuasa, NLD.
Beberapa jam setelah menahan sejumlah pejabat, Tatmadaw mengumumkan status darurat militer selama satu tahun melalui stasiun televisi mereka, Myawaddy TV.
Dalam pengumuman itu, militer juga menyatakan kekuasaan pemerintah Myanmar telah diserahkan kepada Panglima Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing.
Kudeta berlangsung setelah militer dan pemerintah sipil Myanmar berselisih terkait hasil pemilihan umum pada 8 November lalu.
![]() |
Militer Myanmar menganggap pemilu yang dimenangkan oleh Suu Kyi dan NLD itu curang. Tatmadaw menuding ada setidaknya 8 juta pemilih palsu yang terdaftar dalam pemilu lalu.
(ayp/ayp)