India-China Sepakat Tarik Pasukan dari Perbatasan Himalaya
India menyatakan telah sepakat dengan China untuk menarik seluruh pasukan dari perbatasan Himalaya yang disengketakan setelah ketegangan meningkat selama berbulan-bulan.
Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan bahwa kedua belah pihak setuju untuk melepaskan diri dari kawasan Danau Pangong, pekan lalu, seperti dikutip AFP.
Hal tersebut dilakukan setelah masing-masing militer menggelar pembicaraan yang telah berkali-kali dilakukan setelah bentrokan terjadi pada Juni 2020.
"Kedua belah pihak secara positif menilai kelancaran penyelesaian penarikan pasukan di garis depan di daerah Danau Pangong," kata Rajnath Singh dalam pernyataan bersama dengan Beijing, Sabtu (20/2) waktu setempat.
Pernyataan itu disebut sebagai "langkah maju yang signifikan." Sebuah titik awal yang baik untuk penyelesaian sengketa di perbatasan.
"Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan komunikasi dan dialog, menstabilkan dan mengendalikan situasi di lapangan (dan) mendorong penyelesaian yang dapat diterima bersama dari masalah yang ada," ujar pernyataan itu.
China dan India saling berbagi perbatasan darat sepanjang 3.488 kilometer. Sebagian besar wilayah perbatasan kedua negara masih disengketakan.
Sengketa di perbatasan antara China dan India ini memang rumit dan berkepanjangan. Kedua negara saling klaim kendali atas perbatasan tersebut sejak medio 1960-an.
Awalnya, kedua negara bersenjata nuklir itu sempat terlibat perang singkat pada 1962. Kala itu, China mengambil alih wilayah perbatasan tersebut dari India.
Sejak saat itu, ketegangan tak pernah hilang dari perbatasan. Namun, bentrokan besar hingga peluru ditembakkan terakhir kali terjadi pada 1975.
Konflik pertumpahan darah terjadi pada pertengahan Juni tahun lalu hingga mengakibatkan 20 tentara India tewas.
Tentara China dan India terlibat bentrokan berdarah di Garis Kontrol Aktual (Line of Actual Control/LAC) atau perbatasan kedua negara di Lembah Galwan, daerah Aksai-Chin-Ladakh sekitar pegunungan Himalaya yang menjadi sengketa kedua negara.
Beijing pada hari Jumat (19/2) melaporkan empat tentaranya tewas dalam bentrokan itu. Itu merupakan konfirmasi pertama atas kematian dari pihak China.
(isa/dea)