Badan Penerbangan Australia bakal mencabut larangan penerbangan tujuan dan dari negara yang menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8, setelah dua tahun tak mengudara, Jumat (26/2).
Australia menjadi negara pertama di kawasan Asia Pasifik yang melakukan langkah itu.
"Kami...yakin pesawat itu aman," kata Kepala Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil Australia, Graeme Crawford, dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lembaga itu menyatakan sudah menerima persyaratan komprehensif kelayakan yang ditetapkan oleh Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) soal status Boeing 737 MAX.
Tidak ada maskapai penerbangan Australia yang mengoperasikan 737 MAX, tetapi Fiji Airways dan Singapore Airlines mengoperasikan pesawat itu dalam rute penerbangan ke Australia sebelum pesawat itu dilarang terbang pada Maret 2019. Larangan itu ditetapkan setelah terjadi dua kecelakaan mematikan, yakni Lion Air JT-610 pada 29 Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines Flight 302 pada 10 Maret 2019.
Menurut Crawford masih belum jelas kapan kedua maskapai itu akan melanjutkan penerbangan ke Australia, mengingat adanya pembatasan perjalanan udara internasional akibat virus corona (Covid-19).
Fiji Airways dan Singapore Airlines juga memerlukan persetujuan untuk terbang dari regulator penerbangan nasional mereka dan dari pihak lain yang wilayah udaranya digunakan.
Seorang juru bicara Fiji Airways mengatakan masih berkoordinasi dengan regulator lain di kawasan itu, termasuk yang ada di Fiji dan Selandia Baru.
Badan Penerbangan Sipil Selandia Baru (CAA) menyebut bekerja sama dengan mitra di Australia dan Singapura dalam pengembalian izin terbang 737 MAX di negara itu.
Lihat juga:Boeing 737 Max Resmi Mengudara Lagi di AS |
"CAA tidak akan mengeluarkan persetujuan penuh untuk Boeing 737 MAX terbang ke Selandia Baru, tapi akan bekerja dengan operator masa depan mana pun berdasarkan kasus per kasus untuk menyelesaikan operasi penerbangan ke Selandia Baru," kata CAA.
Regulator penerbangan Singapura tidak segera memberi tanggapan. Singapore Airlines menyatakan akan terus bekerja dengan dan dipandu oleh regulator terkait pengoperasian Boeing 737 MAX.
Regulator di Amerika Serikat, Eropa, Inggris, Kanada, Brazil, dan Uni Emirat Arab termasuk di antara yang telah menyetujui izin terbang jet tersebut setelah modifikasi teknis dan pelatihan pilot tambahan.
Sementara, China adalah negara pertama secara global yang melarang 737 MAX dari wilayah udaranya pada tahun 2019, dan belum ada indikasi kapan akan mencabut larangan tersebut.
Boeing 737 mengatakan pihaknya sedang bekerja dengan regulator dan pelanggan untuk mengembalikan 737 MAX ke layanan secara aman di seluruh dunia, Jumat (26/2).
Maskapai Virgin Australia memiliki 25 pesawat yang dipesan tetapi belum akan dikirim hingga pertengahan 2023.
(ayp/isa/ayp)