PBB: Pandemi Picu Kemiskinan Amerika Latin di Level Terburuk

CNN Indonesia
Jumat, 05 Mar 2021 01:59 WIB
Amerika Latin mengalami kemiskinan ekstrem di level terburuk sepanjang 20 tahun terakhir, kondisi ini didorong oleh pandemi virus corona.
Amerika Latin mengalami kemiskinan ekstrem di level terburuk sepanjang 20 tahun terakhir, kondisi ini didorong oleh pandemi virus corona. (Foto: AP/Rodrigo Abd)
Jakarta, CNN Indonesia --

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa kemiskinan ekstrem di Amerika Latin telah mencapai level terburuk dalam 20 tahun terakhir akibat pandemi virus corona.

Kemiskinan tersebut ada di level tertinggi dalam 12 tahun terakhir setelah jumlah penduduk miskin di kawasan ini meningkat 22 juta pada 2020 menjadi 209 juta.

Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Karibia (ECLAC) mengatakan hasil itu merupakan seruan untuk kesejahteraan baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indeks ketimpangan di kawasan ini memburuk seiring susutnya lapangan kerja dan tingkat partisipasi tenaga kerja--terutama perempuan, karena pandemi Covid-19," demikian pernyataan ECLAC dikutip dari AFP.

"Terlepas dari pelbagai langkah perlindungan sosial darurat yang sudah diadopsi untuk menghentikan fenomena ini," lanjut pernyataan tersebut.

Tanpa upaya itu, menurut ECLAC, boleh jadi angka kemiskinan bakal kian terpuruk.

Badan tersebut juga memperkirakan bahwa wilayah berpenduduk sekitar 650 juta jiwa itu juga bakal mengalami penurunan PDB hingga 7,7 persen pada 2020. Sementara angka kemiskinan akan mempengaruhi 33,7 persen penduduk.

Jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem tercatat meningkat sebanyak delapan juta, menjadi 78 juta.

Laporan tersebut merinci kemiskinan lebih besar terjadi di daerah pedesaan, antara anak-anak dan remaja, masyarakat adat dan keturunan Afro, serta pada penduduk dengan tingkat pendidikan lebih rendah.

"Pandemi telah mengekspos dan memperburuk kesenjangan struktural utama di kawasan ini, kita hidup di tengah ketidakpastian yang meningkat," tutur Sekretaris Eksekutif ECLAC, Alicia Barcena dalam berkas laporan tersebut.

11-year-old David Leandro Del Aguila, unable to swat away the flies on his face because he is quadriplegic, eyes the camera while lying on a bed in his home in the Nueva Esperanza neighborhood of Lima, Peru, Tuesday, June 9, 2020. Quarantines and shutdowns meant to slow the spread of the new coronavirus have left millions of poor people with no way to feed their families. (AP Photo/Rodrigo Abd)Bocah usia 11 di Amerika Latin, karantina dan pembatasan akibat pandemi virus corona membuat gerak kelompok miskin di sana kian terbatas. (AP/Rodrigo Abd)

Laporan menunjukkan pandemi virus corona sebagian besar mempengaruhi keluarga berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Sementara pengangguran pada 2020 tercatat di angka 10,7 persen meningkat 2,6 persen dibanding tahun sebelumnya.

Ada setidaknya 20 juta kasus virus corona di Amerika Latin dan Karibia, sementara kematian menembus angka 635 ribu jiwa.

Meskipun hanya menyumbang 8,4 persen dari populasi dunia, kawasan ini mencatatkan 27,8 persen kasus kematian diakibatkan Covid-19.

(afp/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER