Video kamera tubuh Derek Chauvin, terdakwa pembunuh George Floyd, diputar di persidangan, Rabu (31/3).
Video tersebut menunjukkan ekspresi mantan anggota polisi Minneapolis, Amerika Serikat itu setelah George Floyd yang tak berdaya setelah ditindih oleh lututnya, dibawa ambulans.
"Kami harus mengendalikan orang ini karena dia pria yang cukup besar. Sepertinya dia sedang melakukan sesuatu," kata Chauvin dalam video itu, dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari video itu, untuk pertama kalinya publik mendengar perspektif Chauvin, 10 bulan sejak Floyd tewas.
Dalam video itu juga terdengar salah satu saksi, Charles McMillian yang meminta Floyd untuk mematuhi polisi. Ia berulang kali mengatakan, "Kamu tidak bisa menang."
Saat Chauvin menindih leher Floyd dengan lututnya, terdengar McMillan meminta kepada polisi, "Lepaskan lututmu dari lehernya."
Setelah tubuh Floyd yang tampak tak berdaya dibawa pergi, McMillan melakukan percakapan singkat dengan Chauvin. "(karena) yang saya lihat salah," katanya.
Di hari ketiga persidangan Chauvin, pengadilan menghadirkan beberapa saksi yang berinteraksi dengan Floyd serta cuplikan grafis dari rekaman kamera tubuh polisi itu.
Floyd dalam video itu terengah-engah dan merasa sesak, berulang kali dia mengatakan tak bisa bernafas dan memanggil ibunya.
Setelah klip diputar untuk McMilan, dia menangis, sehingga persidangan tertunda sejenak. "Saya merasa tak berdaya," katanya. "Saya juga tak punya ibu. Saya memahaminya."
Sore hari, saat Letnan Minneapolis James Jeffrey Rugel hadir di muka sidang, jaksa memutar rekaman yang sebelumnya tak terlihat dari kamera tubuh Chauvin.
Kamera tubuh itu jatuh ke bawah mobil polisi saat Floyd jatuh ke tanah selama penangkapan, jadi video itu tak menunjukkan Chauvin di leher Floyd.
Chauvin mengaku tak bersalah atas tuduhan pembunuhan tingkat dua, pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tak direncanakan tingkat dua.
Jaksa penuntut umum telah memanggil beberapa saksi untuk menggambarkan kengerian dan ketakutaan mereka saat menyaksikan Floyd meninggal Mei lalu.
Pengacara Chauvin, Eric Nelson berpendapat bahwa kasus ini lebih rumit dari sekadar video.
Dia mengatakan Chauvin mengikuti pelatihan penggunaan kekuatan polisi dan berpendapat penyebab kematian Floyd adalah kombinasi dari penggunaan narkoba dan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
Sejumlah saksi telah mengungkapkan rasa bersalahnya mengenai apa yang mereka lakukan dan tidak lakukan menjelang kematian Floyd.
Seorang karyawan toko di Minneapolis yang mencurigai Floyd membayar dengan uang palsu saat membeli rokok, turut memberi kesaksian di pengadilan.
Lihat juga:Pria AS Tewas Usai Lehernya Diinjak Polisi |
Christopher Martin merasa tidak percaya dan bersalah bahwa interaksinya dengan Floyd dapat menyebabkan kematian.
"Jika saya tak mengambil bill, ini bisa dihindari," kata Martin.
Sebelumnya, pada hari Selasa, seorang siswa sekolah dan pembeli yang datang ke Cup Foods juga memberikan kesaksian.
Christopher Belfrey, yang datang ke Cup Foods untuk mengambil makanan, bersaksi bahwa dia melihat petugas berjalan ke kendaraan Floyd dan mengarahkan pistol ke jendela.
Dari dalam mobilnya, dia merekam polisi memborgol Floyd dan kemudian membawanya ke trotoar.
"Saya tidak tahu persis apa yang sedang terjadi. Saya tidak ingin berada di tengah sangat banyak keributan, " ujar Belfrey.
Petugas pemadam kebakaran juga memberi kesaksian mengenai pembunuhan Floyd. Dia bersaksi sehari sebelumnya berjalan jalan di hari liburnya lalu menemukan Floyd yang kesulitan untuk bernafas dan nampak pingsan.
(isa/dea)