Setahun Pandemi, Kasus Infeksi Corona di Iran Tembus 2 Juta
Kementerian Kesehatan Iran melaporkan kasus infeksi virus corona (Covid-19) di negara itu tembus hingga 2 juta orang sejak pandemi terjadi satu tahun lalu.
Jumlah itu tercapai akibat penambahan kasus infeksi harian sebanyak 22 ribu orang pada Kamis (8/4).
Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sadat Lari, melalui media televisi pemerintah. Dia juga mengatakan pemerintah merencanakan aturan pembatasan yang ketat untuk menekan lonjakan kasus Covid-19.
"Sayangnya dengan 118 kematian baru sejak kemarin, kami mencatat total 63.884 kematian akibat virus korona. Jumlah orang yang terinfeksi mencapai 2.006.934 dengan 22.586 kasus baru sejak Rabu," kata Sadat seperti dikutip Reuters.
Pemerintah menyalahkan lonjakan kasus itu pada masyarakat, terutama saat jutaan orang Iran yang mengabaikan pedoman kesehatan dan bepergian atau mengadakan pertemuan keluarga selama Hari Raya Nowruz, liburan Tahun Baru Iran yang berlangsung selama dua pekan dari 20 Maret lalu.
Beberapa laporan menunjukkan sebagian dari 31 provinsi di Iran beralih dari zona oranye yang tingkat risiko penularannya lebih rendah ke siaga zona merah virus corona.
Untuk meminimalisir penyebaran virus, pejabat badan kesehatan meminta warga Iran untuk menghindari bepergian jika tidak mendesak dan tetap di rumah.
Menurut media pemerintah Iran, Grand Bazaar Teheran dan beberapa pusat perdagangan lainnya ditutup selama dua pekan, menyusul peningkatan tajam kasus infeksi selama beberapa hari terakhir.
Meski sempat menolak vaksin buatan Rusia, tetapi pada Februari lalu Iran mengkampanyekan vaksinasi massal.
Presiden Iran, Hassan Rouhani, memimpin prosesi vaksinasi Sputnik V yang disiarkan oleh televisi pemerintah Iran.
"Kami memulai vaksinasi nasional kami terhadap virus Covid-19... (untuk) mengenang mati syahidnya para petugas kesehatan," kata Rouhani dalam sebuah upacara vaksinasi di sebuah rumah sakit di ibu kota Teheran.
Mengutip AFP, Iran menargetkan untuk menginokulasi 80 juta populasinya dengan menggunakan vaksin Sputnik V di tahap awal.
(ayp)