Berbagai peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Rabu (14/4) kemarin. Mulai dari tentara Israel bakar diri sampai NATO peringatkan Rusia soal tentara di perbatasan Ukraina. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, meminta Rusia berhenti mengirim pasukan ke perbatasan Ukraina untuk menghindari peperangan antara kedua negara.
"Dalam beberapa pekan ini Rusia mengerahkan ribuan pasukan ke perbatasan Ukraina, yang merupakan pengerahan pasukan dalam jumlah terbesar sejak mencaplok Krimea pada 2014," kata Stoltenberg usai dalam jumpa pers di Brussels, Belgia, seperti dilansir Reuters, Rabu (14/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rusia harus segera menghentikan mengerahkan pasukan di perbatasan Ukraina dan berhenti melakukan provokasi dan meredam ketegangan secepatnya," ujar mantan Perdana Menteri Norwegia itu.
Terkait usulan untuk memasukkan Ukraina sebagai anggota NATO, Stoltenberg menyatakan keputusan akhir ada di tangan seluruh negara anggota.
Rusia menyatakan pengerahan pasukan itu bertujuan untuk mempertahankan diri dari serangan. Sebab menurut mereka, NATO mencoba mengganggu kestabilan wilayah dengan mengerahkan pasukan di kawasan Baltik dan Polandia sejak Rusia mencaplok Krimea.
Iran mengumumkan bakal memperkaya uranium hingga 60 persen pada Selasa (13/4), dua hari setelah peristiwa sabotase di fasilitas nuklir bawah tanah Natanz.
Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan bahwa Iran sudah mengirimkan surat resmi ke Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai keputusan untuk pengayaan uranium tersebut.
Berdasarkan perjanjian yang disepakati pada 2015 tersebut, Iran hanya boleh memperkaya uranium hingga 3,67 persen. Angka ini jauh dari yang diperlukan mengembangkan senjata nuklir, yaitu 90 persen.
Iran menuding Israel sebagai dalang dari aksi sabotase situs nuklir di Natanz tersebut. Mereka pun berjanji akan membalas Israel.
Seorang mantan tentara Israel berusia 26 tahun membakar diri sendiri akibat menderita stres setelah ikut dalam Perang Gaza pada 2014 lalu.
Tentara tersebut bernama Itzik Saidian. Dia disebut datang ke sebuah yayasan khusus menangani tentara korban perang di dekat Tel Aviv dan menyiram dirinya dengan cairan mudah terbakar dan menyalakan api.
Saat ini dia dalam kondisi kritis dengan luka bakar di sekujur tubuhnya.
Saidian dilaporkan mengalami Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD) setelah dikirim dalam perang antara Israel dan kelompok Hamas, Palestina, di Jalur Gaza pada 2014 lalu.
Sekitar 2.250 orang Palestina dilaporkan tewas dalam perang itu, sebagian besar merupakan warga sipil. Dari sisi Israel, sebanyak 74 orang yang sebagian besar merupakan tentara tewas dalam perang tersebut.
(ayp/ayp)