Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani undang-undang yang memungkinkan mengerahkan pasukan cadangan bergabung dengan personel militer aktif.
UU itu disetujui parlemen Ukraina pada akhir Maret lalu. Hukum tersebut memungkinkan pemerintah secara signifikan meningkatkan pasukan angkatan bersenjata di tengah ketegangan dengan Rusia di perbatasan dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini akan memungkinkan segera melengkapi unit militer dari semua pasukan pertahanan dengan pasukan cadangan, dengan demikian secara signifikan meningkatkan efektivitas tempur mereka selama agresi militer," kata kantor kepresidenan Ukraina pada Rabu (21/4) seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran semakin memanas antara tentara Ukraina dan separatis yang didukung oleh Rusia di timur Ukraina.
Kiev dan Moskow saling menyalahkan atas ketegangan yang terus memanas di perbatasan kedua negara tersebut, terutama sejak bentrokan di Donbass kembali terjadi awal tahun ini.
Sejak itu, Rusia mengerahkan puluhan ribu pasukan ke perbatasan yang jumlahnya disebut jauh lebih banyak dibandingkan ketika konflik aneksasi Crimea terjadi pada 2014 lalu.
Rusia beralasan pengiriman pasukan itu untuk memperkuat pertahanan mereka karena Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga menambah pasukan di wilayah dekat perbatasan negara mereka.
Pada Selasa, Zelensky menantang Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di perbatasan kedua negara yang tengah menjadi pusaran konflik.
"Saya siap melangkah lebih jauh dan mengundang Anda untuk bertemu di bagian mana pun di Donbass Ukraina di mana perang sedang berlangsung," kata Zelensky dalam pidatonya.
Kiev telah memerangi separatis yang didukung oleh Rusia di wilayah Donetsk dan Lugansk timur sejak 2014, setelah pencaplokan semenanjung Krimea oleh Moskow. Konflik tersebut telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa sejak saat itu.
Meski kedua negara dan kelompok pemberontak separatis meneken perjanjian gencatan senjata, tetapi kontak tembak masih terus terjadi. Menurut catatan Ukraina, sejak awal 2021 sudah hampir 30 orang tentara mereka tewas.
(rds/dea)