Pemerintah Filipina menghentikan sementara pengiriman tenaga kerja ke Arab Saudi mulai Kamis (27/5) lalu.
Pangkal permasalahannya adalah mereka menerima laporan para tenaga kerja itu diminta oleh perusahaan penyalur atau majikan membayar biaya pemeriksaan virus corona, masa karantina dan biaya asuransi saat tiba di Saudi.
Menurut laporan Reuters, Menteri Ketenagakerjaan Filipina, Silvestre Bello, meminta klarifikasi resmi dari pemerintah Saudi terkait hal itu. Pengiriman tenaga kerja migran baru dilanjutkan sampai persoalan itu diselesaikan sejelas-jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai saat ini, Kedutaan Besar Filipina di Saudi belum memberikan tanggapan atau konfirmasi terkait persoalan itu.
Belum diketahui berapa banyak penduduk Filipina yang akan terdampak akibat pelarangan sementara pengiriman tenaga kerja ke Saudi.
Saudi adalah salah satu negara tujuan para pekerja migran Filipina. Lebih dari satu juta orang penduduk Filipina bekerja di Saudi antara lain menjadi buruh bangunan, asisten rumah tangga atau perawat.
Pekerja migran juga adalah salah satu sumber devisa negara. Pada tahun lalu tercatat pemasukan negara dari para tenaga kerja Filipina yang merantau di Saudi mencapai US$1.8 miliar (sekitar Rp25.7 triliun).
Devisa dari para tenaga kerja Filipina itu juga menjadi salah satu penggerak roda perekonomian Filipina.
(ayp/ayp)