ASEAN Tak Dipercaya soal Myanmar hingga Saudi Umumkan Haji
Sejumlah kabar meramaikan berita internasional sepanjang Senin (7/6), mulai dari pemerintah tandingan Myanmar yang sudah tak percaya ASEAN hingga Arab Saudi akan mengumumkan detail penyelenggaraan haji 2021 pada pekan ini.
1. Pemerintah Tandingan Myanmar Akui Sudah Tak Percaya ASEAN
Pemerintah tandingan Myanmar (NUG) menyatakan sudah tak percaya dengan upaya ASEAN membantu memulihkan krisis pasca-kudeta.
"Kami tak begitu yakin dengan upaya ASEAN. Seluruh harapan kami sudah pupus. Saya tidak yakin mereka (ASEAN) punya rencana yang solid terkait kredibilitas mereka dalam menangani krisis ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri NUG, Moe Zaw Oo, dalam jumpa pers virtual pada Jumat pekan lalu.
Pernyataan itu diutarakan salah satu menteri kabinet NUG setelah dua utusan tinggi ASEAN mengunjungi Myanmar untuk bertemu pemimpin junta pada pekan lalu.
Dalam pertemuan itu, pemimpin junta militer Myanmar, Aung Min Hlaing, berjanji akan mengizinkan pemilu ulang ketika situasi Myanmar sudah kondusif.
2. Militer Myanmar Bentrok dengan Milisi Etnis, 20 Orang Tewas
Sementara itu, kondisi di Myanmar sendiri masih terus bergejolak. Pada akhir pekan, bentrokan antara militer Myanmar dan kelompok milisi etnis kembali pecah di Kota Kyonpyaw, Ayeyarwady, dan menewaskan setidaknya 20 orang.
Khit Thit Media dan Delta News Agency melaporkan bahwa dalam bentrokan itu, warga desa mencoba melawan gempuran militer dengan senjata panah dan ketapel.
Jika korban tewas terkonfirmasi, ini akan menjadi lonjakan tertinggi kematian akibat kerusuhan pasca-kudeta.
Sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu, setidaknya 845 orang tewas dalam bentrokan antara aparat keamanan dan warga penentang junta militer.
3. Arab Saudi Akan Umumkan Penyelenggaraan Haji Pekan Ini
Setelah berbagai rumor, Arab Saudi akhirnya menyatakan bahwa mereka akan mengumumkan detail resmi mengenai penyelenggaraan haji 2021 dalam beberapa hari ke depan.
Menteri Media Saudi, Majid Al-Qasabi, mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang menyelesaikan penilaian mengenai tantangan dalam penyelenggaraan ibadah haji karena Covid-19.
"Kami tidak ingin haji tahun ini menjadi episentrum penyebaran penyakit di Kerajaan atau di dunia Muslim," kata Al Qasabi dalam konferensi pers di Riyadh, seperti dikutip Arab News, Minggu (6/6).
(has)