Raja Malaysia Turun Gunung Desak Parlemen Rapat Bahas Covid
Raja Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad, mendesak parlemen Negeri Jiran menggelar rapat sesegera mungkin untuk membahas penanganan Covid-19.
"Parlemen merupakan wadah penting bagi wakil rakyat terpilih untuk membahas berbagai isu, terutama terkait penyebaran epidemi Covid-19," demikian pernyataan dari Kerajaan Malaysia, sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (16/6).
Kerajaan Malaysia merilis pernyataan ini di tengah amarah publik karena parlemen tak bekerja selama lockdown berlangsung.
Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, memang mendeklarasikan status darurat terkait pandemi Covid-19 ini.
Deklarasi tersebut memberikan ia kewenangan untuk menangguhkan parlemen dan menerapkan aturan darurat tanpa persetujuan legislatif.
Di bawah aturan darurat ini, pemerintah Malaysia menerapkan lockdown total untuk menekan laju penularan Covid-19 yang sempat meningkat bulan lalu.
Setelah lockdown sejak 1 Juni, kasus Covid-19 di Malaysia memang berkurang dari rata-rata 6.000 pada akhir bulan lalu menjadi 5.000 per hari belakangan ini.
Mereka kemudian memperpanjang lockdown. Pemerintah menegaskan bahwa mereka tak akan mencabut lockdown sebelum kasus harian Covid-19 di bawah 4.000.
Meski sebagian pengamat menganggap lockdown ini efektif menekan laju Covid-19, sebagian pihak menjerit karena aturan itu disinyalir membuat perekonomian Malaysia merugi hingga 1 miliar ringgit atau setara Rp3,4 triliun per hari.
Di sisi lain, tim medis menganggap angka Covid-19 di Malaysia masih tinggi. Rumah sakit di Malaysia pun masih kewalahan menangani pasien Covid-19.
Tingkat keterisian tempat tidur (BOR) ICU untuk pasien Covid-19 di Malaysia bahkan masih di atas 100 persen.
(has)