Junta Myanmar Larang Suu Kyi Terima Uang hingga Nuklir Iran
Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Kamis (17/6). Mulai dari minta Myanmar larang tim hukum kirim uang ke Aung San Suu Kyi hingga menlu baru Israel bersumpah cegah Iran jadi kekuatan nuklir
1. Junta Myanmar Larang Tim Hukum Kirim Uang ke Suu Kyi
Junta militer melarang tim hukum memberikan bantuan uang untuk pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi.
Dalam sidang di Naypyitaw, Senin (7/6), Suu Kyi mengatakan kepada tim hukumnya bahwa dia butuh uang tunai untuk membeli makanan, obat-obatan, serta kebutuhan sehari-hari lainnya selama menjadi tahanan junta.
Hal itu disampaikan salah satu anggota tim hukum Suu Kyi, U Kyi Min, Rabu (16/6). Tim hukum Suu Kyi mengirim 5 juta kyat atau sekitar Rp43 juta melalui polisi.
Namun, saat sidang di pengadilan Selasa kemarin, polisi mengembalikan uang ke tim hukum dan mengatakan bantuan uang kas untuk penasihat negara itu tak diizinkan junta.
2. Australia Ubah Batas Usia Penerima Vaksin AstraZeneca
Pemerintah Australia mengubah rekomendasi batas usia penerima vaksin Covid-19 AstraZeneca menjadi 60 tahun ke atas. Sebelumnya, vaksin tersebut disarankan untuk penduduk berusia 50 tahun ke atas.
Dilansir dari AFP, Kamis (17/6), Menteri Kesehatan Greg Hunt mengungkapkan rekomendasi itu tak lepas dari kekhawatiran atas kemungkinan vaksin tersebut terkait dengan kasus pembekuan darah.
Perubahan batas usia itu diberikan setelah ada kasus seorang wanita berusia 52 tahun meninggal karena pembekuan darah setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca.
Hunt mengakui langkah itu menjadi tantangan vaksinasi di Australian. Sejauh ini baru tiga persen dari 25 juta populasinya yang mendapatkan vaksinasi.
3. Menlu Baru Israel Bersumpah Cegah Iran Jadi Kekuatan Nuklir
Menteri Luar Negeri baru Israel Yair Lapid bersumpah bahwa negaranya akan mencegah Iran menjadi kekuatan nuklir.
Hal itu diungkapkan Lapid tak lama setelah kabinet pemerintahan baru Israel diresmikan, Senin (14/6).
"Kita perlu mempersiapkan bersama untuk kembali ke perjanjian nuklir dengan Iran," kata Lapid yang menggantikan Gabi Ashkenazi sebagai menteri luar negeri.
Dia mengatakan Israel dapat mempengaruhi perjanjian nuklir sebelumnya antara Iran dan kekuatan Barat.
(dea)