'Geram China' atas Paket Berjuta Vaksin dari AS untuk Taiwan

CNN Indonesia
Senin, 21 Jun 2021 15:10 WIB
Vaksin menjadi sebuah komoditas politik dalam hubungan antara China dan Taiwan, yang menjadi salah satu kendala dalam penanggulangan Covid di pulau tersebut.
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Taipei, Taiwan, 15 Juni 2021. (REUTERS/ANN WANG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat (AS) menambah alokasi vaksin virus corona (Covid-19) untuk Taiwan, dari semula 750.000 dosis meningkat setidaknya tiga kali lipat.

Seperti dilansir CNN, Minggu (20/6), Juru Bicara Kemenlu AS Ned Price mengabarkan kekinian sekitar 2,5 juta dosis vaksin Covid-19 telah dikapalkan untuk dikirim ke Taiwan.

Vaksin-vaksin Covid buatan Moderna itu dijadwalkan tiba Minggu malam waktu Taiwan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vaksinasi Covid di Taiwan sendiri terbilang rendah meskipun pemerintah di pulau tersebut berhasil menekan penularan virus corona selama pandemi global ini.

Hingga akhir pekan lalu perhitungannya hanya 6 dari per 100.000 warga yang sudah divaksin. Populasi di Taiwan diperkirakan sekitar 24 juta orang.

Rendahnya tingkat vaksinasi di Taiwan itu sendiri tak lepas dari kekukuhan China yang menganggap pulau itu sebagai bagian dari teritorialnya. Taiwan sendiri telah mengeluarkan pernyataan keprihatinan bahwa China menghalangi upayanya untuk membeli vaksin secara internasional.

Pemerintah China sendiri telah berulangkali hendak mengirim vaksin Covid produksi negara tirai bambu itu ke Taiwan. Di sisi lain, Taiwan telah mengeluarkan keprihatinannya mengenai risiko keselamatan dari vaksin China tersebut.

Oleh karena itu, persoalan bantuan vaksin dari dunia kepada Taiwan--khususnya dari AS--dianggap memperuncing konflik dengan China.

Setidaknya itu sudah muncul dalam tajuk rencana surat kabar yang berafiliasi dengan Partai Komunis China, The Global Times, 20 Juni 2021.

Dalam editorial yang diterbitkan merespons bantuan kekinian vaksin AS untuk Taiwan tersebut, The Global Times menyindirnya telah menjadikan upaya penanggulangan pandemi Covid menjadi sebuah operasi politik secara terang-terangan.

"Setelah wabah Covid-19 terkini, otoritas DPP [Partai Demokratik Progresif di Taiwan] melakukan manipulasi politik 'terbaik' di dunia. Mereka bukan hanya membelah tindakan anti-epidemi menjadi 'demokratis' dan 'nondemokratis', tetapi juga menambahkan atribut politik ke [persoalan] vaksin. Mereka percaya bahwa vaksin yang diproduksi oleh China daratan tidak dapat digunakan di Taiwan, begitu pula [terhadap] vaksin BioNTech Jerman karena raksasa farmasi yang berbasis di Shanghai, Fosun Pharma, memiliki hak eksklusif untuk menjual vaksin BioNTech di daratan China, Hong Kong, Makau, dan Taiwan," demikian salah satu isi editorial The Global Times yang diakses Senin (21/6).

"Otoritas DPP hanya menyetujui vaksin asli dari Jerman, tanpa partisipasi perusahaan China daratan. [China] daratan telah menjadi simbol yang otoritas Taiwan harus dihapuskan dari vaksin."

Sebagai informasi, Washington sebelumnya menjanjikan donasi 750 dosis vaksin Covid untuk Taiwan, namun jumlah itu meningkat hingga tiga kali lipat ketika Joe Biden menjadi Presiden Negara Paman Sam.

Itu sebagai bagian dari upaya Biden mengirim 80 juta dosis vaksin AS ke seluruh dunia seperti yang diungkapnya dalam pertemuan kelompok tujuh negara (G7) dua pekan lalu, termasuk soal Taiwan.

AS sejauh ini diketahui sebagai sekutu terbesar bagi Taiwan, namun tak ada hubungan diplomatik secara penuh antara kedua negara tersebut. Hal itu tak lepas dari China yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari teritorialnya.

Ketika Price mengumumkan 2,5 juta vaksin Covid yang telah diterbangkan dari AS ke Taiwan, Presiden Tsai Ing-wen pun menyambut baik lewat akun Twitter-nya.

"Terima kasih untuk AS atas gerakan persahabatan yang mengharukan ini. Vaksin ini akan sangat membantu menjaga #Taiwan tetap aman & sehat," tulis Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Twitter.

Dan, pesawat Boeing 777 milik maskapai China Airlines yang membawa vaksin dari AS itu mendarat di bandara Taoyuan, di luar Taipei, pada Minggu petang. Perwakilan AS untuk Taiwan, Brent Christensen dan Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung menyambut datangnya jutaan dosis vaksin tersebut.

Seperti dilansir Reuters, The American Institute di Taiwan--yang merupakan Kedubes de facto AS di pulau tersebut--menyatakan donasi vaksin tersebut menunjukkan komitmen Negara Paman Sam 'sebagai teman yang terpercaya dan mitra keamanan yang penting.'

Selain dari AS, Taiwan pun telah mendapatkan bantuan 1,24 juta vaksin AstraZeneca dari Jepang pada bulan ini.

(cnn, reuters/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER