Deretan Negara Mulai Atur Hidup Berdampingan dengan Covid-19

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jul 2021 14:14 WIB
Sejumlah negara melonggarkan pembatasan pergerakan karena kasus Covid-19 turun. Mereka pun mulai menyusun kerangka untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.
Ilustrasi. (AFP/Isaac Lawrence)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah negara mulai melonggarkan pembatasan pergerakan selama pandemi Covid-19 karena tingkat infeksi corona berangsur turun. Mereka pun mulai menyusun kerangka untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

Sebagai contoh, Italia, Swiss, dan beberapa negara Eropa lain dengan tingkat penularan Covid-19 rendah, mencabut aturan wajib bermasker bagi warganya ketika berada di tempat umum.

Beberapa negara bahkan tengah menyusun rencana hidup di era normal baru dengan harapan virus corona akan menjadi endemik seperti penyakit influenza dan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Singapura

Singapura terus menjadi sorotan media asing setelah menyatakan sedang menyusun panduan hidup berdampingan dengan virus corona.

Negara di Asia Tenggara itu berharap Covid-19 menjadi endemik seperti influenza dan penyakit lainnya, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas dan berpelesiran tanpa aturan lockdown serta karantina.

"Sudah 18 bulan sejak pandemi muncul dan masyarakat sudah lelah berperang. Semua bertanya: Kapan dan bagaimana pandemi akan berakhir?" kata para menteri yang memimpin gugus tugas Covid-19 Singapura seperti dikutip Reuters.

"Kabar buruknya adalahCovid-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin kita bisa hidup normal lagi dengan virus di tengah-tengah kita."

Panduan yang sedang disusun gugus tugas Covid-19 Singapura itu akan menghapus kebijakan lockdown, karantina, dan pelacakan kontak. Panduan atau road map itu nantinya tak menerapkan lagi penghitungan kasus positif corona setiap hari.

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan bahwa selain vaksinasi sebagian besar warga, pemakaian masker akan menjadi kunci utama saat memasuki era new normal bersama Covid-19.

Ong menyebut bahwa masker menjadi cara paling efektif dalam mengurangi penyebaran Covid-19. Menurut dia, pencabutan pemakaian masker akan menjadi kebijakan terakhir yang diambil saat Singapura sudah berdamai dengan corona.

Ia mengatakan bahwa masker memungkinkan orang-orang melakukan lebih banyak hal dibandingkan dengan tidak memakai masker, karena menurunkan risiko menularkan dan tertular. Ia menganggap masker merupakan cara yang paling masuk akal jika ingin memasuki era new normal dengan Covid-19.

Saat ini, Singapura menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi yang sangat tinggi.

[Gambas:Video CNN]

Sejauh ini, berdasarkan dataourworldindata.org, sebanyak 50 persen dari total 5,9 juta penduduk Singapura setidaknya telah menerima satu dosis vaksin Covid-19. Sebanyak, 2,06 juta atau 36,1 dari total penduduk Singapura juga sudah menerima vaksinasi lengkap.

Singapura bahkan mengatakan seluruh penduduknya akan divaksinasi per 9 Agustus mendatang. Ketika mayoritas penduduk telah divaksinasi, pemerintah Singapura tak lagi menghitung jumlah kasus positif corona setiap hari, tetapi memantau kasus Covid-19 parah dan perlu penanganan intensif.

"Vaksin sangat efektif dalam mengurangi risiko infeksi sekaligus penularan. Bahkan jika Anda terinfeksi, vaksin akan membantu mencegah gejala Covid-19 yang parah," kata para menteri gugus tugas Covid-19 Singapura.

Sejak awal pandemi, Singapura menjadi salah satu negara yang berhasil mengontrol penyebaran Covid-19. Saat ini, Singapura mencatat total 62.630 kasus corona dari total 5,8 juta penduduk, dengan 36 kematian.

Inggris

Menyusul Singapura, Inggris juga ingin segera memulai rencana hidup berdampingan dengan virus corona meski tren penularan Covid-19 di negara Eropa Barat itu masih terbilang tinggi.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, meminta para penduduknya mulai belajar hidup berdampingan dengan virus corona.

Johnson menegaskan bahwa meski pelonggaran pembatasan akan berlaku dalam beberapa waktu ke depan,pandemi belum benar-benar berakhir. Ia menekankan warga harus "mulai belajar hidup dengan virus ini" dan melakukan pencegahan "ketika menjalani hidup mereka."

"Saat kita mulai belajar hidup berdampingan dengan virus ini, kita harus tetap berhati-hati dalam menangani risiko Covid-19 dan melatih diri untuk mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan kita," kata Johnson dalam jumpa pers di London, seperti dilansir Reuters, Senin (5/7).

Ia kemudian berkata, "Namun, saya menekankan pandemi belum berakhir dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus dalam beberapa pekan mendatang."

Di hari yang sama, Johnson mengumumkan rencana pencabutan sebagian besar aturan lockdown, termasuk penggunaan masker dan jaga jarak mulai 19 Juli mendatang.

Sekitar 86 persen orang dewasa Inggris telah mendapatkan dosis pertama vaksin virus corona, dan 64 persen mendapat dosis kedua.

Inggris Dikritik hingga AS dan China Mulai Hidup Normal

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER