Deretan Negara Mulai Atur Hidup Berdampingan dengan Covid-19

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jul 2021 14:14 WIB
Sejumlah negara melonggarkan pembatasan pergerakan karena kasus Covid-19 turun. Mereka pun mulai menyusun kerangka untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.
Presiden AS, Joe Biden, mengizinkan warganya yang sudah divaksinasi untuk melepas masker. (Getty Images via AFP/Drew Angerer)

Inggris memang menjadi salah satu negara pertama yang melakukan vaksinasi corona pada Desember 2020. Meski begitu, rencana mencabut aturan wajib bermasker itu dikritik oleh tenaga kesehatan dan ahli medis.

Menurut serikat tenaga kesehatan, ancaman Covid-19 belum bisa ditekan dan masih sangat membahayakan masyarakat.

"Anjuran bagi masyarakat untuk berhenti penggunaan masker, apalagi ketika berada di dalam transportasi umum, sangat tidak masuk akal," kata Ketua Dewan Perhimpunan Kesehatan Inggris, Chaand Nagpaul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inggris masih menjadi salah satu negara di Eropa dengan kasus corona dan kematian tertinggi. Angka kematian akibat Covid-19 Inggris sejauh ini mencapai 128 ribu lebih.

Per Senin (5/7), kasus positif Covid-19 bertambah 27.334. Dengan demikian, total kasus positif di Inggris mencapai 4,9 juta orang dari total 68,2 juta penduduk.

Dari total kasus Covid-19 itu, 128.231 meninggal dunia, 4,3 juta dinyatakan sembuh, dan 464.482 masih dalam perawatan maupun isolasi mandiri.

Australia

Pemerintah Australia menyatakan mereka tengah mempersiapkan tahapan supaya masyarakat mereka bisa hidup berdampingan dengan Covid-19 di masa mendatang.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menyatakan untuk mencapai hal itu, pemerintahannya akan terlebih dulu berusaha melakukan vaksinasi sesuai target untuk menekan penyebaran Covid-19.

Morrison menyatakan bahwa mereka akan menggenjot vaksinasi hingga sampai pada titik masyarakat bisa memulai hidup berdampingan dan memperlakukan penyakit itu seperti influenza pada umumnya.

"Cara berpikir kita dalam menangani Covid-19 harus mulai diubah dari saat sebelum vaksinasi dan sesudah vaksinasi," kata Morrison selepas rapat kabinet di Sydney, seperti dilansir Reuters, Jumat (2/7).

Amerika Serikat

Meski masih menjadi negara dengan rekor kasus dan kematian Covid-19 tertinggi di dunia, AS secara bertahap mulai melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan selama pandemi.

Salah satu jurus jitu AS menekan laju penularan Covid-19 adalah mempercepat program vaksinasi. Sejauh ini, sebanyak 157 juta warga atau 47,9 persen total penduduk AS telah merampungkan vaksinasi corona.

Pada pertengahan Juni, Presiden AS Joe Biden meminta warga melepas masker dan tersenyum usai Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tidak lagi merekomendasikan penggunaan masker di ruangan bagi warga yang sudah dua kali mendapatkan dosis vaksin Covid-19.

Warga AS yang sudah tuntas vaksinasi corona bahkan tak lagi diwajibkan menggunakan masker di ruangan tertutup, termasuk saat menonton di bioskop.

Sebagian restoran dan bar di penjuru Negeri Paman Sam bahkan turut menggelar pesta perayaan Hari Kemerdekaan Fourth of July yang jatuh pada Minggu (4/7).

Banyak pengunjung dan warga hadir tanpa menggunakan masker saat pesta kembang api berlangsung di beberapa kota besar, termasuk Kota New York.

Biden telah berulang kali mendeklarasikan kemenangan besar setelah negaranya berjuang melawan Covid-19, yang sudah membuat lebih dari setengah juta penduduk AS meninggal.

Meski begitu, Biden mengingatkan melepas masker tak bisa dilakukan buat warga yang belum selesai menuntaskan vaksinasi. Ia bahkan mendesak setengah penduduk AS yang belum vaksin untuk segera melakukannya demi mencapai kehidupan normal baru.

China

China adalah negara yang pertama kali melaporkan kemunculan virus corona, tepatnya di Kota Wuhan.

Namun, berkat penanganan pandemi yang ketat dan tertib, China mampu meredam penularan corona dengan cepat ketika negara lain justru terus mengalami lonjakan infeksi.

Salah satu jurus jitu China menanggulangi corona adalah penguncian wilayah sesegera mungkin, pemeriksaan dan pelacakan kontak cepat, hingga vaksinasi warga yang terus ditingkatkan.

Saat ini, sebagian besar wilayah China telah terbuka lagi bagi pendatang. Pemerintah Wuhan bahkan telah mengizinkan warga bebas berkumpul tanpa menggunakan masker.

Beberapa festival musik pun sudah digelar, salah satunya Wuhan Music Strawberry Festival yang dihadiri 11 ribu orang pada awal Mei lalu.

Pelonggaran protokol kesehatan tersebut berlaku 16 bulan sejak pandemi pertama kali muncul dan menyebar di kota tersebut.

Pada Juni lalu, sekitar 11 ribu calon sarjana menghadiri upacara kelulusan besar-besaran yang diselenggarakan Universitas Wuhan.

Para mahasiswa calon sarjana kompak memakai gaun wisuda berwarna biru gelap. Mereka duduk berbaris dan bersebelahan tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak.

Meski sebagian besar wilayah China telah terbuka lagi, pemerintahan Presiden Xi Jinping masih menerapkan lockdown ketat secara parsial dan pemeriksaan Covid-19 massal parsial bagi wilayah yang mendapati lonjakan infeksi corona.

Selain itu, para penduduk juga diwajibkan membawa sertifikat tanda sehat sebagai syarat bepergian.

(rds/has)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER