Jakarta, CNN Indonesia --
Masyarakat di sejumlah negara, terutama yang mengalami penguncian wilayah (lockdown) atau pembatasan kegiatan akibat kasus infeksi harian virus corona (Covid-19) yang tinggi, membuat beberapa terobosan untuk saling membantu di tengah masa pandemi.
Ketimbang hanya mengandalkan pemerintah, warga di beberapa negara itu secara sukarela ikut memulai gerakan sosial. Seperti menyebarkan informasi mulai dari posko bantuan, data ketersediaan tempat tidur rumah sakit, hingga membuka jasa membeli keperluan rumah tangga bagi keluarga yang tengah melakukan isolasi mandiri.
Berikut daftar negara dengan sejumlah gerakan masyarakat saling membantu di masa Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
India
India menjadi salah satu negara paling terdampak pandemi corona, terutama ketika gelombang kedua infeksi Covid-19 yang lebih menular menyerang negara Asia Selatan itu.
Kemunculan varian Delta corona dan sikap abai masyarakat soal protokol kesehatan yang tinggi memicu gelombang kedua infeksi Covid-19 yang lebih parah di India sejak April lalu.
Tenaga medis dan rumah sakit kolaps. Beberapa pasien bahkan terpaksa dirawat di luar gedung RS. Tingkat kematian Covid-19 pun semakin tinggi hingga membuat layanan krematorium harus beroperasi 24 jam setiap hari.
Di tengah kesulitan itu, sejumlah komunitas masyarakat di India masih membuka bantuan kemanusiaan bagi warga yang membutuhkan.
 Pasien Covid-19 di India. (REUTERS/DANISH SIDDIQUI) |
Sebagai contoh, sejumlah masjid di Kota Mumbai menawarkan tabung oksigen gratis kepada para pasien Covid-19 terutama yang terpaksa dirawat di rumah dengan saturasi oksigen rendah. Melansir Times of India, hal itu dilakukan demi meringankan beban rumah sakit yang sudah penuh dengan lonjakan pasien.
Beberapa warga dan komunitas sipil lainnya membuka bank bantuan dengan menyediakan sejumlah makanan dan kebutuhan dasar lain bagi pasien Covid-19 yang tengah karantina di rumah, terutama yang tinggal tanpa keluarga. Para dermawan itu akan mengantarkan makanan dan kebutuhan lainnya hingga pintu rumah para pasien Covid-19.
Malaysia
Warga Malaysia ramai-ramai menggencarkan kampanye kibar bendera putih untuk saling membantu menghadapi masa sulit, terutama karena lockdown yang kian ketat demi meredam kasus Covid-19.
Gerakan ini bermula dari akhir Juni lalu, tepatnya ketika Malaysia mulai berencana menerapkan lockdown ketat.
Saat itu, sejumlah warganet Malaysia menggaungkan kampanye kibar bendera putih sebagai pertanda jika ada warga yang membutuhkan bantuan di tengah kesulitan akibat pengetatan aturan.
"Kibarkan bendera putih jika kalian butuh bantuan makanan atau kebutuhan penting lainnya. Jangan mengambil tindakan yang akan menyakiti diri sendiri dan orang yang kalian cintai," demikian kutipan di poster promosi gerakan bendera putih yang dikutip Malay Mail.
 Ilustrasi gerakan Bendera Putih di tengah masa penguncian wilayah ( lockdown) akibat Covid-19 di Malaysia. (AP/Vincent Thian) |
"Jangan stres. Tak perlu malu untuk meminta bantuan. Kibarkan saja bendera putih. Biarkan orang lain membantumu."
Sejak kampanye itu digaungkan, berbagai kelompok masyarakat langsung bergerak. Swalayan 99 Speedmart bahkan ikut serta meramaikan kampanye Bendera Putih ini dengan menyediakan 1.000 paket makanan setiap hari.
Mereka bahkan menawarkan jasa antar paket makanan tersebut selama 24 jam bagi warga yang tinggal di dekat gerai 99 Speedmart.
Baca lanjutannya di halaman berikutnya >>>
Indonesia
Kasus Covid-19 harian di Indonesia terus mencetak rekor tertinggi setiap harinya. Indonesia mencatat infeksi Covid-19 sebanyak 31.189 kasus dan 728 kematian pada Selasa (6/7).
Satgas Covid-19 mengatakan varian Delta jadi salah satu penyebab lonjakan kasus terjadi di Indonesia.
Akibat lonjakan kasus Covid-19, tak sedikit rumah sakit di berbagai daerah yang kerepotan. Tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 banyak yang sudah melebihi 90 persen.
Ketersediaan tabung oksigen juga semakin dibutuhkan rumah sakit. Selain itu, peti jenazah kian sulit diperoleh untuk para pasien yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19.
 Proses distribusi bantuan tabung oksigen bagi pasien Covid-19 di Jakarta. (CNN Indonesia/ Adi Maulana) |
Melihat kondisi itu, banyak netizen Indonesia kerap mengunggah dan berbagi informasi soal ketersediaan rumah sakit, dan tabung oksigen di media sosial.
Berbagai informasi orang-orang yang membutuhkan donor darah, plasma darah, rumah sakit, dan bantuan lainnya juga kerap tersebar di berbagai platform mulai dari Twitter, Facebook, hingga Instagram.
Baru-baru ini, berbagai kelompok pemerhati perkembangan Covid-19 mulai Kawalcovid-19, PandemickTalk, LaporCovid-19, dan Kitabisa.com serta komunitas relawan covid lain menghadirkan layanan informasi lengkap melalui situs wargabantuwarga.com
Situs itu memuat berbagai informasi penting mulai dari tempat penyediaan oksigen, ketersediaan RS, info Puskesmas, hingga tempat donor plasma yang didapat dari informasi di media sosial atau tim di lapangan sehingga diperbarui secara berkala.
Iran
Sejumlah kelompok aktivis membentuk Kampanye Bernapas untuk menggalang dana agar dapat mengimpor lebih dari 500 ribu masker respirator N-95 dari China meski sempat terhalang birokrasi.
Selain itu, Kampanye Bernapas juga berupaya memproduksi peralatan APD mandiri di Teheran dan Yazd demi membantu minimnya pasokan dari pemerintah.
Eropa
Beberapa negara Eropa dengan kasus penularan Covid-19 sedang hingga rendah juga memiliki gerakan gotong royong masyarakat di tengah pandemi.
Di Belgia, negara Eropa dengan penduduk asing yang cukup tinggi, memiliki beberapa gerakan inisiatif spontan yang dilakukan warganya. Salah satu gerakan itu adalah Covid-solidarity.
Gerakan itu bertujuan membantu para warga lansia dan warga lainnya yang tengah melakukan isolasi mandiri tetap bisa memenuhi kebutuhan makanan dan pokok lain. Sekitar 7.000 relawan yang terdaftar memberikan jasa pengantaran bahan makanan dan kebutuhan lainnya bagi setidaknya 800 keluarga.
Di Brussel, sebuah aplikasi dikenal dengan LinkUp menyediakan meja dan perabotan bekas ke rumah sakit besar dan berbagai tempat perawatan warga lansia tanpa keluarga.
Sementara itu, di Norwegia, warga secara impulsif menggunakan media sosial untuk mengunggah iklan bantuan secara gratis. Beberapa warga lainnya bahkan menawarkan bantuan melalui media sosial kepada masyarakat yang tengah menjalani karantina untuk membeli makanan, merawat anjing mereka, atau sekedar menghibur anak-anak mereka.
Seorang musisi di Hungaria bernama Adam dengan sukarela memainkan musik dari balkon apartemennya setiap hari untuk menghibur para tetanggannya yang sama-sama tengah menjalani lockdown. Konser mini dengan tujuan serupa juga banyak diselenggarakan di kota-kota lainnya di Eropa.
Di Spanyol, salah satu negara Eropa yang terdampak pandemi corona cukup parah, Salah satu tokoh masyarakat, Francesco Torrado, dan 100 warga Spanyol lain bergabung dalam sebuah inisiatif lokal untuk memproduksi masker bedah dan sarung tangan buatan sendiri. Dalam beberapa hari, mereka mampu memproduksi 5.000 masker dan sarung tangan.
Ribuan masker itu pun dikirim ke rumah sakit dan klinik dengan bantuan kepolisian.
[Gambas:Video CNN]