Jatuh Bangun India Tangani Pandemi Covid-19

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jul 2021 12:33 WIB
Penanganan pandemi Covid-19 di India mengalami pasang surut dipengaruhi faktor sosial, budaya hingga politik.
Proses kremasi korban meninggal akibat Covid-19 di India. (AFP/JEWEL SAMAD)

Sejumlah ilmuwan India mengatakan pemerintah mengabaikan peringatan dari mereka mengenai bahaya virus corona (Covid-19) mutasi yang lebih ganas, B.1.617 atau lebih dikenal dengan varian Delta.

Peringatan tentang varian baru diterbitkan Konsorsium genetika SARS-CoV-2 (INSACOG) pada awal Maret. Menurut seorang ilmuwan yang mengetahui masalah itu, hasil penelitian kemudian disampaikan kepada pejabat tinggi pemerintah yang melapor ke Modi.

Akan tetapi, pemerintahan Modi tak segera menganggap laporan itu secara serius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, salah satu penyebab lonjakan corona di India saat itu adalah perilaku abai warganya terhadap protokol kesehatan.

Selama ini, masih banyak warga India yang tak mengenakan masker ketika di tempat publik dan transportasi umum.

"Kalau di Jakarta kan cenderung kita was-was. Di kendaraan umum seperti KRL juga bisa dilihat hampir semuanya menggunakan masker. Kalau di India itu dalam satu bus saja hanya beberapa yang pakai masker, sebagian lainnya tidak," kata seorang mahasiswi asal Indonesia di India, Anggy Eka Pratiwi, beberapa waktu lalu.

Perilaku bandel itu pun terlihat ketika ribuan warga India tetap menghadiri ritual umat Hindu, yakni mandi di sungai alias Kumbh Mela yang berlangsung di beberapa sungai di negara itu pada April lalu.

Belasan ribu warga tersebut sama sekali tak mengindahkan protokol kesehatan seperti tak memakai masker dan tidak menjaga jarak saat melakukan ritual tersebut. Sejak upacara itu, ribuan orang orang terinfeksi Covid-19. Pemerintah bahkan mengumumkan upacara tersebut sebagai salah satu penyebab lonjakan infeksi corona.

Perilaku abai warga itu pun dipicu oleh sikap sejumlah pejabat pemerintah India. Di tengah lonjakan penularan corona, sejumlah politikus, partai politik, bahkan pejabat pemerintah, masih terus melakukan kampanye demi memenangkan sejumlah pemilihan kepala daerah.

Kampanye pilkada itu pun dilakukan oleh partai penguasa yang mendukung Perdana Menteri Narendra Modi, Partai Bharatiya Janata.

Kini, kepemimpinan Modi pun terus mendapat tekanan lantaran semakin banyak yang menganggap pemerintah gagal mencegah gelombang II Covid-19.

Meski begitu, Modi masih dianggap sebagian besar pendukungnya sebagai pahlawan.

Modi yang memerintah India sejak 2014 tetap sangat populer meski upayanya dalam memulihkan India dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat virus corona mengalami kemunduran.

Health workers prepare to take out from an ambulance bodies of six people who died of COVID-19 for cremation, in New Delhi, India, Monday, April 19, 2021. New Delhi imposed a weeklong lockdown Monday night to prevent the collapse of the Indian capital's health system, which authorities said had been pushed to its limit amid an explosive surge in coronavirus cases. (AP Photo/Manish Swarup)Tenaga kesehatan tengah mengurus proses kremasi jenazah pasien Covid-19 di India. (AP/Manish Swarup)

"Pemimpin seperti Modi muncul sekali dalam 2.500 tahun terakhir. Dunia tidak akan melihat pemimpin seperti Modi. Dia bukan manusia, dia manusia super, bahkan malaikat suci," kata seorang profesor bedah umum dari Varanasi, dokter Satyendra Kumar Tiwary, seperti dikuti CNN.

Tiwary tetap mendukung Modi meski ia menyadari pemerintahannya lamban menangani penyebaran virus corona hingga kembali melonjak di India beberapa waktu lalu.

Senada dengan Tiwary, salah satu pendukung Modi yang berasal dari generasi muda, Rishabh Mehta, juga tetap menganggap idolanya sebagai pemimpin yang berhasil memajukan India.

Mahasiswa 24 tahun itu mengangkat nasionalisme Modi yang tinggi dan prestasinya yang berhasil meningkatkan sistem pertahanan India.

Ketika ditanya soal kasus kematian akibat corona yang melonjak terus, Mehta percaya bahwa angka tersebut telah disabotase oleh pemerintah negara bagian yang berupaya merusak citra Modi.

(rds/ayp)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER