Deretan Negara Asia yang Lockdown Imbas Dikepung Covid-19

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jul 2021 07:51 WIB
Sederet negara di kawasan Asia, mulai dari Jepang hingga Malaysia, memperketat aturan pergerakan warga di tengah kepungan Covid-19 beberapa waktu belakangan.
Ilustrasi. (AP/Eugene Hoshiko)

Asia Pasifik

Jepang

Kondisi pagebluk di Jepang juga menjadi perhatian internasional, terutama karena Olimpiade yang sudah tertunda sejak tahun lalu bakal digelar di Tokyo pada 23 Juli mendatang.

Pada Kamis (8/7), Jepang akhirnya mendeklarasikan status darurat Covid-19 di Tokyo hingga 22 Agustus mendatang, yang membuat Olimpiade bakal digelar tanpa kehadiran penonton.

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan bahwa pemerintah harus mengambil tindakan ini karena Covid-19 di ibu kota negara itu terus melonjak dalam beberapa waktu terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami harus memperkuat upaya pencegahan. Melihat situasi ini, kami akan mendeklarasikan status darurat untuk Tokyo," ujar Suga, sebagaimana dikutip Reuters.

Menteri Pemulihan Ekonomi dan Penanganan Pandemi Jepang, Yasutoshi Nishimura, mengatakan bahwa berdasarkan aturan darurat Covid, penonton semua pergelaran akan dibatasi hanya 5.000 orang atau 50 persen dari kapasitas lokasi.

Selain pembatasan penonton, acara-acara besar seperti konser dan konferensi juga harus berakhir pukul 21.00.

Tak hanya itu, dengan aturan darurat Covid-19 ini, pemerintah juga melarang penjualan alkohol di bar dan restoran. Tempat-tempat makan itu juga harus tutup pukul 20.00.

Suga mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan pencabutan status darurat ini "jika dampak vaksin sudah terlihat jelas dan ada perkembangan situasi terkait ketersediaan tempat tidur di rumah sakit."

Saat ini, Jepang memang sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19, terutama karena kemunculan corona varian Delta di Tokyo.

"Karena pergerakan orang meningkat, varian Delta kini mencakup sekitar 30 persen kasus [Covid di Tokyo]," kata Nishimura.

Korea Selatan

Korea Selatan menerapkan larangan pergerakan tingkat tinggi di Seoul setelah ibu kota negara itu mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sudah mencapai "level krisis maksimum."

Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa larangan tersebut akan berlaku selama dua pekan terhitung mulai Senin (12/7) mendatang.

Sebagaimana dilansir AFP, dengan pemberlakuan aturan tersebut, pemerintah Korsel melarang perkumpulan lebih dari dua orang mulai pukul 18.00.

Sekolah-sekolah akan ditutup, sementara kafe dan restoran akan dibatasi. Layanan makan di tempat bakal dilarang setelah pukul 22.00.

Sementara itu, tempat-tempat hiburan, seperti bar dan kelab malam, akan tutup total. Semua acara publik juga dilarang, kecuali aksi protes yang dilakukan oleh satu orang.

Australia

Australia juga terus memperpanjang masa pemberlakuan lockdown di Sydney dan sejumlah daerah lainnya karena kasus Covid-19 di wilayah itu tak kunjung reda.

Lockdown di Sydney sudah berlaku sejak 26 Juni. Status itu seharusnya berakhir pada Jumat (9/7), tapi diperpanjang hingga 16 Juli.

"Virus varian Delta ini menjadi pembeda, sangat mudah menyebar dan menular dibanding varian sebelumnya yang kami ketahui," kata Menteri Besar New South Wales, Gladys Berejiklian.

Akibat perpanjangan masa lockdown, seluruh sekolah di Sydney akan memulai pembelajaran jarak jauh pekan depan, setelah masa libur musim dingin demi menghindari kerumunan antar jemput.

Sampai saat ini, secara keseluruhan jumlah kasus infeksi Covid-19 di Australia mencapai 30.800, dengan 910 orang di antaranya meninggal.

China

Pemerintah China juga menerapkan lockdown total di Ruili, kota kecil yang berbatasan langsung dengan Myanmar, akibat gelombang keempat penularan Covid-19.

Lockdown Ruili mulai berlaku sejak awal pekan ini. Pihak berwenang China memerintahkan penduduk Ruili mengisolasi diri di rumah masing-masing dalam beberapa hari ke depan.

Selain perintah diam di rumah, pihak berwenang China juga menutup seluruh bisnis dan sekolah. Namun, beberapa pasar, supermarket, apotek, hingga rumah sakit tetap diizinkan buka.

Aparat juga melarang warga melakukan "perjalanan yang tidak penting" hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Pemerintah hanya mengizinkan satu anggota keluarga dari setiap rumah tangga bepergian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari meski tetap dengan izin selama masa lockdown.

Setiap warga yang ingin meninggalkan Kota Ruili harus menunjukkan hasil negatif tes virus corona dalam 72 jam terakhir.

(has)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER