Booster Vaksin yang Perburuk Kesenjangan Si Kaya dan Miskin

CNN Indonesia
Kamis, 05 Agu 2021 21:30 WIB
Persoalan booster vaksin Covid-19 semakin memperlihatkan kesenjangan yang tajam antara negara kaya dan miskin saat pandemi.
Persoalan booster vaksin Covid-19 semakin memperlihatkan kesenjangan yang tajam antara negara kaya dan miskin saat pandemi. (REUTERS/SOE ZEYA TUN)

Menurut laporan Associated Press pada Mei lalu, banyak negara di Afrika yang masih antre mendapat vaksin Covid-19. Negara itu diantaranya Burkina Faso, Burundi, Eritrea dan Tanzania.

WHO menyatakan kekurangan pasokan vaksin membuat negara-negara di Afrika semakin tertinggal dari negara lain dalam hal program vaksinasi.

Menurut data WHO, sekitar 75 persen vaksin dipasok hanya ke sepuluh negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya satu persen penduduk yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Angka itu jauh lebih kecil dibanding dengan negara-negara berpenghasilan tinggi, yang tercatat setengah dari populasinya sudah divaksin.

Merebaknya varian Delta menjadi dalih beberapa negara menggunakan dosis penguat vaksin Covid-19. Namun, di negara miskin masih ada tenaga kesehatan yang belum divaksin.

WHO menyarankan vaksin booster yang digunakan negara kaya, dialokasikan ke program berbagi vaksin, COVAX, agar akses vaksin bisa merata.

Sementara itu, beberapa negara kaya, ada yang sudah memulai penyuntikan vaksin booster.

Pekan lalu, Presiden Israel Isaac Herzog menerima suntikan ketiga vaksin Covid-19, sebagai langkah memulai kampanye untuk memberikan dosis booster kepada orang berusia di atas 60 tahun.

Amerika Serikat juga melakukan hal yang hampir serupa menandatangani kesepakatan dengan produsen vaksin Pfizer Inc dan BioNTech untuk membeli 200 juta dosis tambahan vaksin Covid-19.

Vaksin itu akan digunakan AS untuk memvaksinasi anak dan kemungkinan suntikan booster.

Padahal, sebelumnya AS menegaskan tak perlu vaksin booster bagi warganya yang sudah mendapat vaksin penuh. Namun kini, negara itu juga mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta.

Prancis juga menjadi negara yang tak mengindahkan instruksi WHO. Mereka akan tetap melanjutkan untuk melakukan suntikan booster kepada lansia dan kelompok rentan.

"Dosis ketiga kemungkinan akan diperlukan, tidak untuk semua orang secara langsung, tetapi dalam hal apa pun untuk yang paling rentan dan paling tua," kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di akun Instagram seperti dikutip Reuters.

Langkah itu juga diikuti oleh Jerman yang akan memberi vaksin booster kepada kelompok lansia.

(isa/ayp)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER