ANALISIS

Taliban Kuasai Afghanistan: Salah Siapa?

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Selasa, 24 Agu 2021 07:02 WIB
Selain kesalahan prediksi soal geopolitik kawasan, ketangguhan Taliban secara militer dan politik juga berpengaruh besar dalam upaya perebutan Afghanistan.
Foto: AFP/-

Tanggapan senada juga diutarakan Dosen Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah. Menurutnya, AS sudah terjebak "dalam lumpur 20 tahun penguasaan" atas Afghanistan sehingga tanpa sadar berbuat banyak kesalahan.

Sebagai contoh, Rezasyah menganggap pendekatan AS selama ini ke Afghanistan hanya sebatas materi yakni menggelontorkan triliunan dolar, memberikan senjata, menggaji pemerintah dan tentara, tanpa membangun integrasi sosial dengan para elite negara itu.

"Hasilnya, guyuran uang sekian puluh miliar dolar dari AS selama 20 tahun ternyata tidak berujung memberdayakan masyarakat Afghanistan secara umum, tidak juga membantu membangun infrastruktur dan teknologi negara itu, tapi malah memperkaya industri militer," ucap Rezasyah kepada CNNIndonesia.com pada Senin (23/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rezasyah menuturkan AS lupa bahwa dalam mengelola suatu wilayah perlu integrasi antara ikan dengan air, dalam hal ini AS dan pemerintah Afghanistan dan kelompok-kelompok yang masih terpecah di negara itu.

Selain itu, Rezasyah juga melihat keengganan AS untuk bertindak membantu Afghanistan keluar lagi dari cengkraman Taliban saat ini adalah karena kelelahan.

"AS pada satu titik sudah merasa kalau ini diteruskan tidak akan membawanya kemana-mana. Saya pikir AS sudah lelah," kata Rezasyah.

Pernyataan senada juga terlontar dari mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, yang pernah ikut serta dalam proses perdamaian Afghanistan. Dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV pada Minggu (22/8), pria yang kerap disapa JK itu menganggap invasi ke Afghanistan merupakan perang terpanjang yang dilakukan AS.

"AS sendiri sudah sangat letih berada di Afghanistan karena sudah berjalan 20 tahun berperang. Ini perang terpanjang AS dan tidak hasilkan sesuatu yang positif bagi mereka," ucap JK.

Dalam pernyataan di Gedung Putih, Presiden Biden pun tetap membela keputusannya menarik pasukan AS dari Afghanistan. Ia bahkan menuntut pemerintah Afghanistan berjuang untuk bangsa mereka sendiri.

"Kami telah menghabiskan lebih dari satu triliun dolar selama dua puluh tahun. Kami melatih dan melengkapi peralatan modern lebih dari 300 ribu pasukan," kata Biden, seperti dikutip CNBC.

Biden kemudian berkata, "Para pemimpin Afghanistan harus bersatu. Mereka harus berjuang untuk diri mereka sendiri, berjuang untuk bangsa mereka."

(bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER