Di beberapa wilayah, Taliban mengatakan para perempuan hanya bisa pergi dengan wali laki-laki. Artinya, mereka harus membawa ayah atau saudara laki-lakinya saat keluar rumah. Kebijakan itu sama seperti yang pernah Taliban terapkan tiga puluh tahun lalu.
Taliban juga memperingatkan perempuan agar tinggal di rumah, sementara mereka mencari sistem yang tepat untuk memastikan keselamatan para perempuan.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan imbauan itu keluar karena sebagian milisi kelompoknya belum dilatih untuk tidak melukai perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami khawatir bahwa pasukan kami yang baru dan belum terlatih dengan baik masih mungkin memperlakukan perempuan dengan tidak baik. Kami tidak ingin pasukan kami membahayakan hingga melukai perempuan," kata Mujahid dalam pada Selasa (25/8).
Taliban menegaskan perempuan Afghanistan tidak bisa terlibat dalam urusan pemerintahan, seperti menjabat sebagai menteri.
Salah satu juru bicara Taliban, Syed Zekrullah Hashmi, mengatakan tugas utama perempuan adalah melahirkan dan membesarkan anak. Ia menilai perempuan tidak perlu ada dalam kabinet pemerintahan Afghanistan.
"Perempuan tidak bisa bekerja memimpin kementerian. Itu seperti Anda menaruh sesuatu yang tidak sanggup mereka pikul di leher mereka," kata Hasmi dalam sebuah wawancara dengan TOLO News, seperti dikutip Associated Press.
Seorang petinggi Taliban mengatakan kaum perempuan Afghanistan seharusnya tidak diizinkan bekerja bersama pria.
Waheedullah Hashimi, tokoh senior Taliban, menegaskan kelompoknya akan sepenuhnya menerapkan hukum Islam meski ada tekanan dari komunitas internasional untuk mengizinkan kaum perempuan bebas bekerja.
"Kami telah berjuang selama hampir 40 tahun untuk membawa sistem hukum syariah ke Afghanistan. Syariat tidak mengizinkan pria dan wanita untuk berkumpul atau duduk bersama di bawah satu atap," kata Hashimi soal hukum Islam berdasarkan interpretasinya.
"Laki-laki dan perempuan tidak bisa bekerja bersama-sama. Itu jelas. Mereka tidak diizinkan datang ke kantor dan bekerja di kementerian kami," ujarnya lagi.
(bac/pwn/bac)