Perempuan kerap terkekang dalam pemerintahan Taliban sebelumnya. Ketika Taliban berkuasa di akhir 1990-an hingga awal 2000-an, mereka seringkali memunculkan berbagai kebijakan yang membatasi kebebasan perempuan dalam berkehidupan dan edukasi.
Rekam jejaknya ini membuat perempuan Afghanistan sekarang khawatir akan kebebasan mereka yang terancam. Kekhawatiran mereka terbukti, Taliban kembali menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengekang perempuan.
Berikut beberapa aturan Taliban yang kekang perempuan Afghanistan:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, Abdul Baqi Haqqani menyampaikan, perempuan Afghanistan boleh menempuh pendidikan. Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, salah satunya pemisahan kelas antara laki-laki dan perempuan.
"Kami juga tidak akan mengizinkan laki-laki dan perempuan belajar bersama. Kami tidak akan mengizinkan pelaksanaan belajar bersama (antara perempuan-laki-laki)," kata Haqqani pada Minggu (13/9).
Dalam dekrit otoritas pendidikan Afghanistan yang kini dipimpin Taliban, jam belajar perempuan harus selesai lima menit sebelum laki-laki demi menghindari pertemuan keduanya. Para perempuan kemudian harus menunggu di satu ruangan hingga laki-laki selesai meninggalkan gedung. Setelah itu, mahasiswi baru boleh keluar dari bangunan tersebut.
Dalam menempuh pendidikan, Haqqani menuturkan perempuan Afghanistan wajib menggunakan pakaian Islami seperti hijab. Kebijakan ini diprotes berbagai perempuan Afghanistan. Mereka beramai-ramai berpose menggunakan gaun warna-warni tanpa menggunakan hijab, setelah sebelumnya beredar foto perempuan Afghanistan menggunakan hijab, niqab, dan gaun hitam sembari mengibarkan bendera Taliban.
Seorang mantan murid di salah satu fakultas di American University of Afghanistan, Bahar Jalali, menjadi pelopor kampanye ini.
"Tidak ada perempuan yang pernah berpakaian seperti ini dalam sejarah Afghanistan. Ini benar-benar asing dan asing bagi budaya Afghanistan," tulis Jalali di Twitter.
"Saya mengunggah foto saya menggunakan pakaian tradisional Afghanistan untuk menginformasikan, mendidik, dan menghilangkan informasi yang salah yang disebarkan oleh Taliban."
Taliban juga melarang perempuan untuk berolahraga. Mereka melarang perempuan olahraga karena dinilai tidak sesuai dengan syariat Islam yang diyakini mereka. Wakil Kepala Komisi Budaya Taliban, Ahmadullah Wasiq, mengatakan olahraga dianggap tidak pantas dan tidak perlu bagi kaum perempuan Afghanistan.
Taliban pun melarang tim kriket perempuan Afghanistan bertanding di masa depan. Padahal, kriket merupakan salah satu olahraga yang cukup populer di Afghanistan.
Lihat Juga : |
"Dalam kriket, mereka mungkin menghadapi situasi di mana wajah dan tubuh mereka terbuka. Islam tak mengizinkan perempuan terlihat seperti itu," papar Wasiq seperti dilansir The Guardian.
Baca aturan Taliban lainnya yang mengekang perempuan di halaman berikutnya...