Jakarta, CNN Indonesia --
Keinginan China untuk menguasai Laut China Selatan (LCS) memicu manuver militer sejumlah negara di Asia Pasifik.
Baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) dan Inggris berencana mempersenjatai Australia dengan kapal selam nuklir. Kemitraan tiga negara ini kemudian disebut AUKUS.
Dalam konferensi pers virtual Rabu (15/9), ketiga negara menyebut kapal selam tidak dilengkapi dengan senjata nuklir. Kapal selam hanya akan menggunakan sistem propulsi atau reaktor nuklir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun fakta-fakta terkait kapal selam nuklir hasil kerjasama AUKUS sebagai berikut.
1. Australia diberi akses teknologi nuklir AS
Dalam kerjasama ini, AS akan memberikan akses teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam. Australia jadi negara kedua yang diberi 'kunci' setelah Inggris pada 1958.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkata kapal selam rencananya akan dibangun di Adelaide, negara bagian Australia Selatan.
"Kami akan terus memenuhi semua kewajiban non-proliferasi nuklir kami," kata Morrison seperti dikutip dari Reuters.
2. Prancis 'ngambek'
Langkah Australia menuai protes Prancis. Sebelumnya Australia berencana meminta manufaktur kapal Prancis, Naval Group, membangun armada kapal selam baru senilai US$40miliar pada 2016 silam.
Namun rencana ini dibatalkan dan kini Australia bermitra dengan AS dan Inggris, tak pelak Prancis merasa ditusuk dari belakang.
"Kami telah menjalin hubungan kepercayaan dengan Australia, kepercayaan ini telah dikhianati. Saya sangat marah hari ini dan pilu. Ini bukan sesuatu yang dilakukan sekutu satu sama lain," ujar Menlu Prancis, Jean-Yves Le Drian pada Radio France Info, mengutip dari AFP, Kamis (16/9).
Kekecewaan Prancis pun berbuntut pada pembatalan pesta di kedutaan besarnya di Washington D.C. Gelaran sebenarnya untuk memperingati pertempuran angkatan laut dalam Revolusi Amerika di mana Prancis turut memegang peranan penting dalam momen tersebut.
Kedutaan Besar Prancis menyebut acara telah diadakan seadanya, namun mereka menambahkan bahwa acara dibatalkan.
Simak fakta selanjutnya di halaman berikutnya..
3. China protes
Tak hanya Prancis, China pun geram dengan keputusan Australia. Bagi China, kesepakatan ini malah jadi ancaman stabilitas regional dan mengintensifkan perlombaan senjata.
"Ekspor teknologi kapal selam nuklir yang sangat sensitif oleh Amerika Serikat dan Inggris ke Australia, sekali lagi, membuktikan bahwa mereka menggunakan ekspor nuklir sebagai alat permainan geopolitik dan mengadopsi standar ganda, yang sangat tidak bertanggung jawab," ujar Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian, dalam sebuah konferensi pers.
Dia menambahkan kesepakatan tiga negara itu membuat sejumlah negara kawasan punya alasan untuk mempertanyakan ketulusan Australia dalam mematuhi komitmen non-proliferasi nuklirnya.
4. AS Bujuk Prancis
Rupanya AS tidak tinggal diam dan mencoba 'membujuk' Prancis. Menlu AS Antony Blinken menyebut Prancis sebagai mitra penting. Dalam konferensi pers, Blinken ingin memperdalam kerjasama dengan Indo-Pacific dan Prancis memegang peranan penting di dalamnya.
"Kami membagi banyak prioritas bersama Prancis dan bekerja sama dengan sangat erat, tak hanya di Indo-Pasifik, tetapi juga di luar dunia. Kami akan terus melakukannya. Kami menempatkan nilai fundamental pada hubungan ini, pada kemitraan ini," kata Blinken, dilansir Reuters.
Ia mengklaim pejabat AS sudah menghubungi Prancis untuk membahas kebijakan ini sebelum dan setelah pengumuman. Namun seorang pejabat Prancis menyebut AS sama sekali tidak memberitahu soal kerjasama trilateral ini.
5. Prancis tarik duta besar di AS dan Australia
Prancis mengambil langkah lebih lanjut dengan menarik duta besarnya di AS dan Australia. Menlu Le Drian mengumumkan penarikan duta besar.
"(Karena) keseriusan dari pengumuman yang dibuat pada 15 September oleh Australia dan Amerika Serikat," kata Le Drian dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Sementara itu, duta besar Prancis untuk AS, Philippe Tienne membenarkan kabar tersebut saat dihubungi CNN.
Keputusan Prancis disesalkan AS. Ini kali pertama Prancis menarik duta besar di AS dan Australia, sekutu utamanya.
"Kami menyesal bahwa mereka telah mengambil langkah ini, kami akan terus terlibat dalam beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan perbedaan kami, seperti yang telah kami lakukan di titik lain selama aliansi panjang kami," kata perwakilan yang tak disebutkan namanya.