Tak hanya Prancis, China pun geram dengan keputusan Australia. Bagi China, kesepakatan ini malah jadi ancaman stabilitas regional dan mengintensifkan perlombaan senjata.
"Ekspor teknologi kapal selam nuklir yang sangat sensitif oleh Amerika Serikat dan Inggris ke Australia, sekali lagi, membuktikan bahwa mereka menggunakan ekspor nuklir sebagai alat permainan geopolitik dan mengadopsi standar ganda, yang sangat tidak bertanggung jawab," ujar Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian, dalam sebuah konferensi pers.
Dia menambahkan kesepakatan tiga negara itu membuat sejumlah negara kawasan punya alasan untuk mempertanyakan ketulusan Australia dalam mematuhi komitmen non-proliferasi nuklirnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya AS tidak tinggal diam dan mencoba 'membujuk' Prancis. Menlu AS Antony Blinken menyebut Prancis sebagai mitra penting. Dalam konferensi pers, Blinken ingin memperdalam kerjasama dengan Indo-Pacific dan Prancis memegang peranan penting di dalamnya.
"Kami membagi banyak prioritas bersama Prancis dan bekerja sama dengan sangat erat, tak hanya di Indo-Pasifik, tetapi juga di luar dunia. Kami akan terus melakukannya. Kami menempatkan nilai fundamental pada hubungan ini, pada kemitraan ini," kata Blinken, dilansir Reuters.
Ia mengklaim pejabat AS sudah menghubungi Prancis untuk membahas kebijakan ini sebelum dan setelah pengumuman. Namun seorang pejabat Prancis menyebut AS sama sekali tidak memberitahu soal kerjasama trilateral ini.
Lihat Juga : |
Prancis mengambil langkah lebih lanjut dengan menarik duta besarnya di AS dan Australia. Menlu Le Drian mengumumkan penarikan duta besar.
"(Karena) keseriusan dari pengumuman yang dibuat pada 15 September oleh Australia dan Amerika Serikat," kata Le Drian dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Sementara itu, duta besar Prancis untuk AS, Philippe Tienne membenarkan kabar tersebut saat dihubungi CNN.
Keputusan Prancis disesalkan AS. Ini kali pertama Prancis menarik duta besar di AS dan Australia, sekutu utamanya.
"Kami menyesal bahwa mereka telah mengambil langkah ini, kami akan terus terlibat dalam beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan perbedaan kami, seperti yang telah kami lakukan di titik lain selama aliansi panjang kami," kata perwakilan yang tak disebutkan namanya.
(els/fjr)