Jakarta, CNN Indonesia --
Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) menemukan mayat selebgram yang sempat hilang secara misterius, Gabrielle "Gabby" Petito.
Sebelumnya, saksi mengatakan Gabby Petito dan kekasihnya, Brian Laundrie sempat cekcok.
Kantor FBI di Denver mengatakan hal tersebut setelah melakukan identifikasi lebih lanjut atas temuan jasad di Wyoming yang mereka duga adalah Petito.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyelidik wilayah Tetom, Brent Blue, mengonfirmasi jenazah itu adalah Gabriella Venora Petito yang lahir tanggal 19 Maret 1999," demikian pernyataan kantor FBI, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (22/9).
Penetapan awal FBI juga memutuskan bahwa Petito tewas dengan cara dibunuh.
Sementara saksi yang mengaku pernah melihat Petito dan Laundire ribut adalah Nino Angelo dan Matt England, sepasang suami istri dari Louisiana yang tengah berlibur di Jackson Wyongming.
Angelo dan England melihat keributan saat pasangan itu meninggalkan restoran The Merry Piglets Tex Mex 27 Agustus lalu.
Menurut cerita Angelo, ia melihat Petito menangis dan Laundrie tampak marah, keluar masuk restoran beberapa kali sembari terus menunjukkan kemarahannya kepada pelayan sekitar restoran itu.
Melihat insiden tersebut, manajer di The Merry Piglets menelepon FBI. Dia menolak menjelaskan apa yang terjadi dan mengatakan restoran tak memiliki kamera pengawas.
Saat ditanya, apakah mereka memiliki tip dari Petito dan Laundrie FBI mengatakan itu hal privat.
"Untuk melindungi privasi, kami tak komentar soal kontak yang FBI miliki atau tidak miliki dengan individu manapun," kata juru bicara FBI kepada CNN.
Cerita saksi mata lain soal percekcokan Gabby Petito, baca di halaman berikutnya...
Saksi lain juga memberikan keterangan kepada polisi soal interaksi mereka dengan pasangan itu.
Dalam serangkaian video di Tiktok, Miranda Baker dan kekasihnya mengatakan, memberi tumpangan pada Laundrie pada 29 Agustus di Wyoming.
Menurut Baker, Laundrie mengaku berkemah sendiri selama beberapa hari sementara Petito ke mobil van-nya dan mengunggah konten di media sosial.
Dia menjemput Laundrie, saat dirinya menumpang di Colter Bay, Wyongming. Lokasi yang tak jauh dari titik penemuan mayat Petito.
Laundrie menawarkan pembayaran sebesar US$200 bahkan sebelum masuk ke dalam mobil, kata Baker.
Baker juga mengatakan, saat Laundire mengetahui ia dan pacarnya pergi ke Jackson Hole, laki-laki itu tampak gelisah.
Laundrie lantas meminta mobil Baker berhenti dan keluar di dekat Jackson Dam. Terhitung selama 30 menit mereka melakukan perjalan bersama, sebelum akhirnya laki-laki itu meminta turun.
Polisi North Poth mengonfirmasi bahwa Baker sudah berbicara dengan kepolisian sebelum menceritakannya lewat Tik-Tok.
"Akun dia masuk akal, sepertinya," kata Juru Bicara North Porth, Josh Taylor.
Namun, CNN belum bisa memverifikasi klaim Baker secara independen. Sementara FBI belum merespons untuk dimintai komentar.
Saksi lainnya, juga menceritakan hal serupa. Ada ketegangan di antara Laundrie dan Petito.
"Mereka berbicara dengan keras satu sama lain, dan sepertinya ada yang tidak beres," kata saksi yang bernama Chris, sebagaimana tercantum dalam dokumen Kepolisian Kota Moab.
Menurut saksi itu, tampaknya kedua pasangan berdebat untuk menguasai telepon Petito.
"Pada satu titik dia (Laundrie) meninju lengan dan/atau wajahnya (Petito) dan mencoba masuk ke dalam van."
Saksi mengaku mendengar Petito berkata, "Mengapa kamu begitu kejam?"
Chris tak yakin apakah komentar Petito ditujukan sebagai respon yang dinilai serius.
Pekan lalu, polisi di Moab, Utah, juga merilis rekaman kamera tubuh saat bertemu dengan Petito dan Laundrie pada 12 Agustus.
Dalam video itu, Petito terisak saat menceritakan pertengkarannya dengan Laundrie, yang diliputi kekerasan fisik.
Petugas tak menahan pasangan itu, namun bersikeras agar keduanya tidur secara terpisah.
Sebelumnya, Petito memutuskan keluar dari pekerjaan dan memilih berpetualang dengan mobil van bersama kekasihnya, Brian Laundrie, pada Juli lalu.
Laundrie lantas mengabadikan momen kebersamaannya di instagram.
Pada 1 September, Laundrie kembali ke rumahnya di North Pot, Florida, sendirian. Sepuluh hari setelah kepulangannya, keluarga Petito mengajukan laporan orang hilang ke kepolisian.
Sejak itu, aparat terus mencari Laundrie yang diduga memiliki informasi soal Petito. Kasus semakin rumit, ketika laki-laki itu juga menghilang.
Penggeledahan di rumah Laundrie pun dilakukan untuk mencari informasi lebih lanjut. Sementara dalam pencarian jasad Petito tim penyelam, Sheriff's Underwater Recovery Force (SURF) juga dilibatkan.