Di Singapura, mal-mal sudah buka secara normal pula. Anak-anak juga boleh masuk. Namun, semua yang masuk mal harus sudah divaksin.
Meski demikian, para penjaga yang bertugas juga mengingatkan pengunjung mal mengenai pemakaian masker. Mereka terus memantau agar tak ada interaksi antar meja di tempat makan atau jumlah orang dalam satu meja.
Pemerintah juga dikabarkan berencana membuka perbatasan di akhir tahun 2021 ini, lanjut Ratri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada wacana mereka juga mau buka border (perbatasan) kan akhir tahun ini."
Meski sejumlah aturan dilonggarkan dan pembatasan akan dibuka, Ratri sendiri mengaku tetap berjaga-jaga dan memilih untuk tidak pergi ke mana-mana dahulu.
"Kalau saya, border mau buka, buka saja. Tapi saya enggak ke mana-mana dulu. Karena kalau sampai kenapa-kenapa ngeri juga sih," katanya.
Ratri menilai ada hal dilematis bagi Singapura. Mereka tak bisa terus menutup perbatasan hingga tahun depan, apalagi posisi negara itu sebagai hub penerbangan.
Lihat Juga : |
Di Singapura sendiri ia merasakan betul pembatasan yang diterapkan pemerintah.
"Kita merasakan banget menderitanya. Singapura dengan border (perbatasan) ditutup dua tahun ini kerasa banget sih dampaknya," ungkap Ratri.
Ia juga menyinggung situasi dan kondisi di Indonesia yang menurutnya tak bisa terus menerus menerapkan penguncian wilayah, sementara ekonomi harus terus berjalan.
"Memang bagaimanapun juga ekonomi harus jalan suka atau tidak suka. Tapi sekarang yang harus diperhatikan sistem kesehatan publik. Orang sudah divaksin prokes (protokol kesehatan), tetap dijaga dan mengurangi mobilitas. Itu satu-satunya cara membuka border," katanya.
(isa/bac)