Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dan Sekretaris Jenderal Pakta Keamanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg bertemu virtual membahas isu keamanan.
Mengutip AP, di antara yang menjadi pembahasan adalah situasi terkini di Afghanistan hingga isu keamanan regional terutama di tengah tensi rencana Australia-Inggris-Amerika Serikat membentuk AUKUS.
Beijing menyatakan dua pejabat itu sepakat untuk meningkatkan standar dialog menuju praktik kerja sama yang lebih nyata antara China dan NATO. Di antara perhatian yang jadi perhatian bersama adalah kontra-terorisme, anti-pembajakan, keamanan siber, dan pemeliharaan keamanan internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stoltenberg mengatakan kepada Wang Yi bahwa sekutu ke Afghanistan untuk memastikan negara itu tak lagin dijadikan tempat berkembang teroris.
Dalam temu virtual itu ia juga menekankan pendekatan internasional yang terkoordinasi, termasuk dengan negara-negara di kawasan. NATO menyatakan dalam pentingnya menagih komitmen Taliban memerangi terorisme dan menjamin hak asasi manusia, tak terkecuali hak bagi kaum perempuan.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Taliban Ingin Terapkan Monarki hingga Vanuatu Takut Tenggelam |
China sendiri tetap membuka kedutaan besar di Kabul dan menjaga dialog dengan Taliban, termasuk mengutus delegasi dalam pertemuan pada Juli lalu dengan salah satu pemimpin Taliban, Abdul Ghani Baradar.
Kepada Stoltenberg, Wang Yi menyebut Taliban sebagai kekuatan militer dan politik yang penting dan diharapkan memainkan peran dalam proses perdamaian, rekonsiliasi dan rekonstruksi.
Wang juga mengecam pengerahan pesawat dan kapal perang dari negara-negara anggota NATO ke daerah dekat perbatasan China.
"Kawasan Asia-Pasifik tidak memerlukan gugus militer baru, juga tidak boleh melibatkan konfrontasi antara kekuatan besar, bahkan hal kecil untuk menghasut Perang Dingin yang baru," ujar Wang Yi.
Tensi semakin meningkat antara China dan AS setelah Paman Sam berencana menggandeng Australia dan Inggris dalam kerja sama trilateral AUKUS.
Stoltenberg kemudian menanggapi pernyataan Wang Yi terkait isu keamanan di Asia-Pasifik.
"Aliansi tidak menganggap China sebagai musuh, namun meminta China untuk menegakkan komitmen internasionalnya dan bertindak secara bertanggung jawab dalam sistem internasional," ujar Stoltenberg.
Stoltenberg juga menyampaikan keprihatinan NATO atas kebijakan koersif China, perluasan persenjataan nuklir dan kurang transparan dalam hal modernisasi militer.