Selama kepemimpinannya ini, Tsai menghadapi banyak cobaan. Mulai dari pandemi Covid-19, hingga tekanan dan ancaman perang Beijing, Tsai sebagai pemimpin dituntut kuat untuk menghadapi beragam cobaan itu.
Mengutip laman resmi Universitas John Hopkins, Taiwan dinilai sebagai salah satu negara yang sukses dalam pertempurannya melawan Covid-19.
Melansir The Diplomat, Taiwan menggandakan strategi penanganan Covid-19 seperti memakai masker, karantina, dan pelacakan kontak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, pemerintah Taipei juga telah memberlakukan mandat menggunakan masker di transportasi umum pada April 2020. Pemerintah kemudian memperluas ini dan mewajibkan warganya memakai masker di luar rumah.
Tak hanya harus mengendalikan pandemi Covid-19 di negaranya, Tsai juga berhadapan dengan ancaman China yang kian memaksa.
Pemerintah China seringkali mengirimkan pesawat tempurnya ke wilayah Taiwan.
Tahun lalu, jet China melakukan total 380 serangan ke zona pertahanan udara Taiwan. Dalam sembilan bulan terakhir, China juga melakukan pelanggaran atas wilayah Taiwan lebih dari 500 kali.
Kementerian Pertahanan Taiwan baru-baru ini melaporkan jumlah serbuan pesawat tempur China masuk ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ).
Selama dua hari berturut-turut dari Jumat (1/10) hingga Sabtu (2/10) malam tercatat ada 77 pesawat tempur yang masuk ke ADIZ.
Meskipun Taiwan memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949, Beijing masih memandang pulau itu sebagai provinsi pemberontak dan meningkatkan tekanan untuk bersatu kembali.
"Jika Taiwan hari ini, siapa berikutnya? Negara mana pun di kawasan ini - jika tidak lagi ingin tunduk pada kehendak China, mereka akan menghadapi ancaman militer serupa," kata Tsai.
(pwn/bac)